Rini Anggraini
Desi Gumalasari
Liya Etarina
Sunarsih
Nurma Islami
Masita
Citra Setyo Widyah
Hera Yutapisa
Septi Chaesar Handayani
Dian Oktarina
Dosen Pengasuh: Muhamad Nasir, S.Pd
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Semester 6 B
Universitas PGRi Palembang
Senin, 10 Mei 2010
Senin, 03 Mei 2010
NAMA : SEPTY CHAYSAR HANDAYANI
NPM : 2007112449
JERITAN HATI
Terasa bergetar hatiku saat melihatmu
Terasa lunglai saatku menghayatinya
Tanpa ucapan hatiku berkata
Tanpa berkata hatiku bertanya
Wahai pemguasa cinta
Adakah kau dengar jeritan didadaku
Hatiku meronta
Dan saat namamu aku sebut
Aku merasa bayangmu ada didekatku
Wahai yang pembagi cinta
Jangan biarkan
Hatiku menunggu dan terus menunggu
Jangan biarkan
Hatiku terluka karena cinta
Untukmu yang telah membangkitkan rasa
Semoga engkau mengerti
Dan terimalah rasa sayangku
Untuk bias berbagi denganmu
Sejak senyummu ada dihatiku
Aku selalu ingat akan wajahmu
ANALISIS PUISI
Tema dari puisi jeritan hati adalah cinta terpendam
Amanat yang terdapat dalam puisi jeritan hati adalah jangan sia-siakan seseorang yang mencintai dirimu
Kata kongkret dari puisi jeritan hati adalah bergetar hatiku, jeritan didadaku, dan hatiku meronta
Rasa dari puisi jeritan hati adalah rasa cinta yang mendalam
Nada dari puisi jeritan hati adalah sedih
Perwajahan dari puisi jeritan hati adalah tepi kiri selalu dimulai dengan huruf capital tanpa tanda titik
Diksi dari puisi jeritan hati adalah lunglai, meronta
Imaji dari puisi jeritan hati adalah perasaan
NAMA : HERA YUTAPISA
NPM : 2007112089
SUBUH
Allahh akbar… Allahu akbar
Bunyi azan pagi memanggil
Terurai benih pagi terhembus embun
Membelai mataku yang sayap
Menyelimuti tubuhku yang mulai terkulai
Sayup selalu terdengar azan
Menggema alam pagi yang ranum
Fajar telah dating
Akupun mencari dimana mata air
Di situ aku membasuh muka
Untuk menghadap kepada tuhan
Yang maha esa
Dan aku nemohon doa
Untuk meminta illahi
ANALISIS PUISI
Tema dari puisi subuh adalah bersyukur kepada tuhan
Amanat dari puisi subuh adalah sholatlah sesudah azan
Kata kongkret dari puisi subuh adalah bunyi azan. Allahu akbar, dan pagi
Rasa dari puisi subuh adalah tentang agama atau iman
Nada dari puisi subuh adalah menyentuh
Perwajahan dari puisi subuh adalah tepi kiri selalu dimulai denga huruf capital dan tanpa tanda titik
Diksi dari puisi subuh adalah terurai benih pagi, terhembus embun, membelai mataku yang sayup, menyelimuti tubuhku yang mulai terkulai, dan menggeema alam pagi yang ranum
Imaji dari puisi subuh adalah pendengaran
NPM : 2007112449
JERITAN HATI
Terasa bergetar hatiku saat melihatmu
Terasa lunglai saatku menghayatinya
Tanpa ucapan hatiku berkata
Tanpa berkata hatiku bertanya
Wahai pemguasa cinta
Adakah kau dengar jeritan didadaku
Hatiku meronta
Dan saat namamu aku sebut
Aku merasa bayangmu ada didekatku
Wahai yang pembagi cinta
Jangan biarkan
Hatiku menunggu dan terus menunggu
Jangan biarkan
Hatiku terluka karena cinta
Untukmu yang telah membangkitkan rasa
Semoga engkau mengerti
Dan terimalah rasa sayangku
Untuk bias berbagi denganmu
Sejak senyummu ada dihatiku
Aku selalu ingat akan wajahmu
ANALISIS PUISI
Tema dari puisi jeritan hati adalah cinta terpendam
Amanat yang terdapat dalam puisi jeritan hati adalah jangan sia-siakan seseorang yang mencintai dirimu
Kata kongkret dari puisi jeritan hati adalah bergetar hatiku, jeritan didadaku, dan hatiku meronta
Rasa dari puisi jeritan hati adalah rasa cinta yang mendalam
Nada dari puisi jeritan hati adalah sedih
Perwajahan dari puisi jeritan hati adalah tepi kiri selalu dimulai dengan huruf capital tanpa tanda titik
Diksi dari puisi jeritan hati adalah lunglai, meronta
Imaji dari puisi jeritan hati adalah perasaan
NAMA : HERA YUTAPISA
NPM : 2007112089
SUBUH
Allahh akbar… Allahu akbar
Bunyi azan pagi memanggil
Terurai benih pagi terhembus embun
Membelai mataku yang sayap
Menyelimuti tubuhku yang mulai terkulai
Sayup selalu terdengar azan
Menggema alam pagi yang ranum
Fajar telah dating
Akupun mencari dimana mata air
Di situ aku membasuh muka
Untuk menghadap kepada tuhan
Yang maha esa
Dan aku nemohon doa
Untuk meminta illahi
ANALISIS PUISI
Tema dari puisi subuh adalah bersyukur kepada tuhan
Amanat dari puisi subuh adalah sholatlah sesudah azan
Kata kongkret dari puisi subuh adalah bunyi azan. Allahu akbar, dan pagi
Rasa dari puisi subuh adalah tentang agama atau iman
Nada dari puisi subuh adalah menyentuh
Perwajahan dari puisi subuh adalah tepi kiri selalu dimulai denga huruf capital dan tanpa tanda titik
Diksi dari puisi subuh adalah terurai benih pagi, terhembus embun, membelai mataku yang sayup, menyelimuti tubuhku yang mulai terkulai, dan menggeema alam pagi yang ranum
Imaji dari puisi subuh adalah pendengaran
Penantian
Pengorbananku sangatlah banyak
Entah mengapa semua itu sia – sia
Namun ku tak bisa menembak semua itu
Aku disini jauh dari kekasih hati
Nyatanya semua pengorbananku tak ada gunanya
Tetapi aku menanti kehadiran kekasih
Inilah takdir untuk kita berdua
Aku selalu ada disini untukmu
Namun aku hanya bisa menunggu dan terus menunggu
Karya : Dian Oktarina
2007 112 380
Nama : Dian Oktarina
NIM : 2007 112 380
Tema : Penantian
Amanat : Penulis ini berpesan bahwa perjuangan seorang kekasih yang penuh dengan
pengorbanan dan selalu menanti seorang kekasihnya
Imaji dalam puisi Penantian :
Pengorbananku sangatlah banyak
Entah mengapa semua itu sia – sia
Kata kongkret : tetapi aku menanti kehadiranmu kekasih
Diksi : Isi puisi penantian ini, sangat baik
Gaya Bahasa : Metafora
Rasa : Sedih, pasrah (dalam menunggu cinta kekasihnya)
Nada : Seorang penyair dalam puisi penantian bersifat sedih, pasrah terhadap takdir dalam cinta
terhadap kekasihnya
Pengorbananku sangatlah banyak
Entah mengapa semua itu sia – sia
Namun ku tak bisa menembak semua itu
Aku disini jauh dari kekasih hati
Nyatanya semua pengorbananku tak ada gunanya
Tetapi aku menanti kehadiran kekasih
Inilah takdir untuk kita berdua
Aku selalu ada disini untukmu
Namun aku hanya bisa menunggu dan terus menunggu
Karya : Dian Oktarina
2007 112 380
Nama : Dian Oktarina
NIM : 2007 112 380
Tema : Penantian
Amanat : Penulis ini berpesan bahwa perjuangan seorang kekasih yang penuh dengan
pengorbanan dan selalu menanti seorang kekasihnya
Imaji dalam puisi Penantian :
Pengorbananku sangatlah banyak
Entah mengapa semua itu sia – sia
Kata kongkret : tetapi aku menanti kehadiranmu kekasih
Diksi : Isi puisi penantian ini, sangat baik
Gaya Bahasa : Metafora
Rasa : Sedih, pasrah (dalam menunggu cinta kekasihnya)
Nada : Seorang penyair dalam puisi penantian bersifat sedih, pasrah terhadap takdir dalam cinta
terhadap kekasihnya
NAMA : RINI ANGGRAINI
NPM : 20007112320
MATA KULIAH :MENULIS KARYA SASTRA
DOSEN PEMBIMBING : M. NASIR, S.Pd.
ANALISIS METODE DAN HAKIKAT PUISI “PERPISAHAN”
PERPISAHAN
Karya: Rika
Akhirnya peluit pun dibunyikan
Buat penghabisan kali ku genggam jarimu
Lewat celah kaca jendela
Lalu perlahan-lahan jarak antara kita
Mengembang juga
Dan tinggallah rel-rel, peron, dan lampu
Yang menggigil di angin senja
1. ANALISIS METODE PUISI
a. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Diksi yang digunakan dalam puisi perpisahan ini adalah lugas, maksudnya dalam pemilihan kata-kata digunakan kata-kata yang langsung mencerminkan arti dari kalimatnya sehinggga pembaca tak perlu bersusah payah untuk menmaknai diksi yang digunakan penyair.
b. Imajinasi
Kata atau susnan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Penyair dalam puisi ini menghadapi perpisahan dengan orang yang ia cintai, dan tinggallah bangunan kaku yang menemaninya sendiri karena ditinggal sang kekasih. Dengan pengimajiaan yang cukup jelas itu, pembaca seakan-akan ikut mengalami perpisahan dengan sang kekasih dengan suasana stasiun kereta api.
c. Kata konkret
Kata yang ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
Kata-kata konkret dalam puisi ini adalah “peluit pun dibunyikan yang berarti tanda bahwa kereta api akan berangkat”, “mengembang” yang berarti mulai menjauh atau memisahkan, “dan tinggallah rel-rel, peron, dan lampu” yang menggambarkan ciri khas dari stasiun kereta api, “menggigil” berarti kesunyiaan atau kesepian.
d. Gaya bahasa
Bahasa berkhias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini adalah personifikasi. Hal ini dapat dilihat dari kata “dan tinggallah rel-rel, peron. Lampu yang ,menggigil di angin senja.”
e. Ritme
Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi.
Ritma dalam puisi ini adalah rendah, dan lemah karena menggambarkan kesedihan.
2. ANALISIS HAKIKAT PUISI
a. Tema
Tema puisi di atas adalah percintaan
b. Amanat
Amanat adalah tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.
Amanat dalam puisi ini adalah perpisahan itu sungguh menyakitkan.
c. Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan.
Rasa dalam puisi ini adalah kesedihan.
d. Nada
Nada dalah sikap penyair terhadap pembacanya.
Nada yang digunakan penyair adalah menyerahkan masalah begitu saja kepada pembacanya.
NPM : 20007112320
MATA KULIAH :MENULIS KARYA SASTRA
DOSEN PEMBIMBING : M. NASIR, S.Pd.
ANALISIS METODE DAN HAKIKAT PUISI “PERPISAHAN”
PERPISAHAN
Karya: Rika
Akhirnya peluit pun dibunyikan
Buat penghabisan kali ku genggam jarimu
Lewat celah kaca jendela
Lalu perlahan-lahan jarak antara kita
Mengembang juga
Dan tinggallah rel-rel, peron, dan lampu
Yang menggigil di angin senja
1. ANALISIS METODE PUISI
a. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Diksi yang digunakan dalam puisi perpisahan ini adalah lugas, maksudnya dalam pemilihan kata-kata digunakan kata-kata yang langsung mencerminkan arti dari kalimatnya sehinggga pembaca tak perlu bersusah payah untuk menmaknai diksi yang digunakan penyair.
b. Imajinasi
Kata atau susnan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Penyair dalam puisi ini menghadapi perpisahan dengan orang yang ia cintai, dan tinggallah bangunan kaku yang menemaninya sendiri karena ditinggal sang kekasih. Dengan pengimajiaan yang cukup jelas itu, pembaca seakan-akan ikut mengalami perpisahan dengan sang kekasih dengan suasana stasiun kereta api.
c. Kata konkret
Kata yang ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
Kata-kata konkret dalam puisi ini adalah “peluit pun dibunyikan yang berarti tanda bahwa kereta api akan berangkat”, “mengembang” yang berarti mulai menjauh atau memisahkan, “dan tinggallah rel-rel, peron, dan lampu” yang menggambarkan ciri khas dari stasiun kereta api, “menggigil” berarti kesunyiaan atau kesepian.
d. Gaya bahasa
Bahasa berkhias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini adalah personifikasi. Hal ini dapat dilihat dari kata “dan tinggallah rel-rel, peron. Lampu yang ,menggigil di angin senja.”
e. Ritme
Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi.
Ritma dalam puisi ini adalah rendah, dan lemah karena menggambarkan kesedihan.
2. ANALISIS HAKIKAT PUISI
a. Tema
Tema puisi di atas adalah percintaan
b. Amanat
Amanat adalah tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.
Amanat dalam puisi ini adalah perpisahan itu sungguh menyakitkan.
c. Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan.
Rasa dalam puisi ini adalah kesedihan.
d. Nada
Nada dalah sikap penyair terhadap pembacanya.
Nada yang digunakan penyair adalah menyerahkan masalah begitu saja kepada pembacanya.
Langganan:
Postingan (Atom)