Drama




NAMA : SEPTY CHAYSAR HANDAYANI
NPM : 2007112449
SEMESTER : 6 B

JANJI 100 HARI BERSAMA

Disebuah desa yaitu desa Cinta Manis tedapat banyak pemuda dan pemudi yang tinggal di desa itu dan kisah ini berawal dari siswa-siswi SMA Puspita di desa Cinta Manis sedang sibuk membicarakan pesta ulang tahun salah satu siswi SMA Puspita.

Para pelaku

David : Seorang pemuda tampan yang mempunyai kekasih di kota
Rincha : Seorang pemudi yang di kenal sangat cantik yang belum memiliki kekasih
Ririn : Teman David dan Rincha
Alis : Teman David dan Rincha
Andre : Teman David dan Rincha
Ibu dan Bapak Rincha : Orang yang sangat penyabar
Penduduk : Yang baik
Dokter : Yang baik


( Di dalam kelas )

Alis : Hay teman-teman semuanya, aku ada undangan ni untuk kalian tanggal 26 juni nanti aku ultah dan aku harap teman-teman bisa datang ke pesta ultahku tapi ada satu syarat.
Andre : Apa syaratnya Lis? Kamu minta kado, tenang saja Lis nanti aku bawain kado special buat kamu, memang kamu minta kado apa dari aku Lis? Apapun yang kamu minta pasti aku beliin.
Alis : Bukan itu syarat utamanya Dre? Tapi diharapkan kalian datang kepestaku dengan membawa pasangan kalian masing-masing. Aku yakin kalian sudah punya pacar semua. Betul enggak tu???
Teman-teman sekelas : Hu…hu…hu…
Rincha : Tapi bagaimana seandainya ada yang belum punya pacar? Berarti enggak boleh ke pesta ultahmu donk?
Alis : Aku enggak mau tau! Yang penting kalian harus datang kepesta ultahku dengan membawa pasangan masing-masing jika kalian ada yang tidak datang atau datang tidak membawa pasangan AWAS!!!
Rincha : Tapi Lis kenapa diharuskan membawa pasangan?
Alis : Karena nanti di pesta ultah ku ada acara untuk mencari pasangan yang beruntung untuk menjadi ratu dan raja di pesta ultahku.
Rincha : Tapi Lis kenapa enggak kamu sama pasanganmu saja yang jadi ratu dan raja bukankah itu hari special buat kamu?
Alis : Ih Cha kamu itu dari tadi kebanyakan tapi, tapi, dan tapi pokoknya enggak ada tapi, tapian, itu adalah pestaku jadi aku berhak menentukan bagaimana acara itu.
Rincha : Iya…iya Lis gitu aja pakek urat nggomongnya biasa aja kali enggak usah segitunya?
Alis : Maaf deh Cha abis dari tadi kamu terus yang kayaknya enggak setuju padahal yang lainnya diam saja enggak ada komentar. Gimana semua setuju enggak dengan ideku?
Teman-teman sekelas : Setuju banget Lis

( Waktu jam istirahat Rincha duduk di depan kelas sambil melamun )

Ririn : ( mengagetkan Rincha ) hayo!!! Ngelamunin apa ne???
Rincha : ( terkejut ) kamu Rin ngagrtin orang aja. Gak apa kok aku gak lagi melamun.
Ririn : Terus ngapain?
Rincha : Lagi bingung aja.
Ririn : Itu she sama aja Cha.
Rincha : ( Tertawa ) he…he…he…
Ririn : Cha aku senang banget deh dengan rencana pesta ultah Alis. Pasti seru banget deh Cha, acara itu seperti di Kota-kota aja, aku jadi enggak sabar menunggu tanggal 26. Siapa tahu nanti aku dan cowokku yang jadi ratu dan raja di pesta ultah Alis. Aduh Cha gak terbayang deh gimana rasanya bisa duduk berdua bagaikan penganntin di pesta ultah Alis. Sepasang kekasih yang satu cantik dan yang satunya ganteng, uh… pasangan yang serasi.
Rincha : lebay banget she kamu Rin udah ah aku males ngomongin soal itu.
( Rinca meninggalkan Ririn yang masih menghayal )
Ririn : ( sadar dari hayalannya ) eh Cha kamu mau kemana kok aku di tinggal sendiri?
Rincha : Aku mau kepohon cinta.
Ririn : Ya udah aku juga mau kekantin.

( Di sebuah pohon yang disebut pohon cinta oleh semua siswa dan siswi SMA Puspita disana ada seorang pemuda yang sedang sibuk SMS. Pemuda itu bernama David dan Rincha berjalan pelan-pelan menghampiri David )

Rincha : Vid lagi ngapain she di sini sendirian?
David : Biasalah Cha lagi SMSsan ma doi.
Rincha : O… gitu. Oh ya gimana kabar kekasihmu yang ada di Medan itu?
David : O… dia baik-baik saja.
Rincha : Puji Tuhan dan hubungan mu dengannya juga baik-baik saja khan?
David : Tentunya donk.
Rincha : Aku senang mendengarnya.
David : Ngomong-ngomong ne kamu udah punya cowo belum?
Rincha : Belum Vid makanya sekarang ini aku lagi binggung.
David : Binggung kenapa Cha?
Rincha : Kok binggung kenapa memangnya kamu sudah lupa kalau ultah Alis kita di suruh dtang dengan membawa pasangan, sedangkan aku enggak punya pacar , gimana donk Vid? Cariin cari pacar donk?
David : O…iya ya aku lupa. Memang kamu maunya pacar yang kayak gimana Cha?
Rincha : Memang kamu beneran mau cariin aku pacar Vid?
David : Kamu tu gimana lho Cha katanya pengen dicariin pacar? Ya iyalah Cha aku Bantu kamu untuk cari pacar
Rincha : Oh David terimakasih . Kalau kamu pengen cariin aku pacar, aku maunya cowok itu ganteng pastinya, baik hati tentunya, tinggi, putih, pintar. Em… kira-kira tipe cowokknya kayak kamu deh Vid.
David : ( Terkejut ) apa kayak aku?
Rincha : Iya memang kenapa?
David : Enggak apa-apa.
Rincha : Oh ya Vid terus kamu mau datang ke pesta ultah Alis sama siapa? Sama pacarmu yang di Medan itu?
David : Aku juga lagi binggung Cha mau datang ke pesta ultah Alis sama siapa. Kalau sama pacarku itu gak mungkan deh dia khan jauh.

( Keduanya saling diam dan berfikir )

David : Nah Cha aku punya ide
Rincha : Ide apa Vid?
David : Kamu khan minta dicariin pacar dan cowok itu kayak aku dan aku juga butuh cewek untuk ke peata itu. Kenapa enggak kita berdua aja yang jadi pasangan?
Rincha : ( Terkejut ) apa kita berdua?
David : Iya kita berdua, gimana kamu setuju gak?
Rincha : Tapi apa kata teman-teman nanti Vid?
David : Ya bilang aja kita baru jadian
Rincha : Jadian???
David : Iya jadian Cha aku mohon Cha kamu mau ya jadi pacar aku?
Rincha : Kamu apa-apaan she Vid enggak usah ngaco deh kamu khan udah punya pacar.
David : Cha ini khan Cuma untuk sementara supaya kita bisa datang ke pesta teman kita
Rincha : Iya juga she? Ya udah kita pacaran satu hari aja ya?
David : Satu hari? Cepat banget she Cha jangan satu hari donk Cha
Rincha : Mau kamu apa she Vid? Bukankah kita pacaran karena ingain menghadiri pestanya Alis itu aja dan setelah itu sudah.
David : Iya tapi masak nanti kita bilang baru jadian terus besoknya putus khan lucu Cha
Rincha : Iya juga ya? Ya udah kamu maunya kita pacaran berapa hari?
David : 100 hari, aku ingin pertama kali kita jadian sampai hari ke 100 kamu mau jalan sama aku dan setelah hari ke 100 kamu bebas dan kamu bukan pacarku lagi
Rincha : Sepertinya menarik baiklah aku mau
David : Baiklah sekarang kita jadian
Rincha : Sekarang???
David : Ya sekarang Cha memang mau kapan lagi tahun depan?
Rincha : Iya… iya
David : Ini tanggal berapa? Coba kamu tulis di HP tanggal kita jadian.
Rincha : Baiklah sekarang tanggal 23 Juni
David : Nanti kamu pulang sekolah sama aku ya?
Rincha : Lho kenapa? Bukannya kamu biasanya pulang sama Andre?
David : Iya tapi sekarang aku punya pacar dan aku wajib mengantar kamu pulang sekolah dan berangkat sekolah aku juga wajib jemput kamu
Rincha : Kamu baik sekali Vid. Terimakasih ya? Tapi gimana dengan Andre?
David : Udah kamu tenang aja itu urusan ku. Oh ya Cha udah waktunya masuk kelas, kita masuk yuk?
Rincha : Ayo

( Pulang sekolah David dan Rinca pulang bareng mereka berboncengan naik motor )

Andre : ( Melongok ) Vid aku kok di tinggal?
David : Lain kali aja ya kita pulang bareng, aku mau antar Rincha pulang dulu.
Andre : Jahat kamu Vid.
David : ( Tertawa ) ha…ha…ha… maaf ya Dre?
Rincha : da…da… Andre

( Tanggal 24 sampai 26 Juni David dan Rincha selalu berangkat dan pulang sekolah bareng itu menimbulkan pertanyaan teman-teman sekelas mereka tapi mereka belum berani mengatakan kedekatan mereka dan pada pesta ultah Alis David dan Rincha datang bersama sebagai sepasang kekasih dan semua teman-teman hampir tidak percaya kalau David dan Rincha pacaran )

Rincha : Vid kenapa teman-teman ngeliatin kita terus?
David : Udah kamu tenang aja.
Andre : ( Tiba-tiba muncul dan mengejutkan David dan Rincha ) Hayo!!! Kalian ngapain gandeng-gandengan tangan berdua? Kalian pacaran khan? Ngaku enggak? Pantes udah beberapa hari ini aku selalu ditinggalin berangkat dan pulang sekolah. ( Lalu Andre berteriak-teriak ) Pengumuman-pengumuman, teman-taman ada teman kita yang baru jadian sekelas lagi yaitu David dan Rincha
Teman-teman : Hu…hu…
Rincha : Apa-apaan she Dre malu-maluin aja!
Ririn : Akhirnya temanku ini telah menemukan pasangannya ya Tuhan, tapi kenapa enggak dari dulu aja kalian jadian kalian serasi lho?
David dan Rincha : Terimakasih RiRin
Alis : O…jadi kalian baru aja jadian to Vid, Cha?
David dan Rinca : ( Tersenyum )
Rincha : Oh ya Lis selamat ultah ya semoga panjang umur, sehat selalu, tercapai semua cita-cita, dan makin dewasa ( sambil berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri )
Alis : Terimakasih ya Cha
David : ( Berjabat tangan ) Met ultah ya Lis?
Alis : terimakasih ya Vid

( Di dalam pesta ultah Alis, David dan Rincha lah yang menjadi ratu dan raja karena mereka adalah pasangan yang sangat serasi ganteng dan cantik )

( Di sekolah )

Ririn : Aku enggak nyangaka Cha kamu bisa jadian sama David. Tau enggak kamu Cha?
Rincha : Tau apa?
Ririn : Satu sekolah udah tahu kalau kamu dan David pacaran
Rincha : Masak she?
Ririn : Iya

( Tiba-tiba David muncul )

David : Yang kekantin yuk?
Rincha : Ayo, kebetulan aku tadi belum sarapan, Rin ikut yuk?
Ririn : Enggak ah nanti aku mangganggu kalian
David : Kamu kok berfikir seperti itu lho Rin? Ayo kalau kamu mau ikut gak apa-apa
Ririn : Gak mau.
Rincha : Ya udah kalau gak mau kami kekantin dulu ya laper ni.
Ririn : Iya

( Tidak terasa sudah tiga bulan lebih sembilan hari mereka berpacaran, mereka merasa ada benih-benih cinta yang tumbuh karena setiap hari bertemu David mulai menccintai Rincha begitu pula sebaliknya )

David : ( Menelfon Rincha ) Halo Cha bisa tidak kita bertemu di danau sekarang?
Rincha : Bisa memang ada apa Vid?
David : Ada yang ingin aku katakana sama kamu dan itu tidak bisa lewat telfon
Rincha : Baik aku kesana sekarang

( Bertemulah mereka di danau )

David : ( Duduk melamun )
Rincha : Vid kenapa kamu melamun?
David : Ternyata kamu sudah datang Cha
Rincha : Memang apa yang ingin kamu katakan sama aku?
David : Apa kamu lupa bahwa hari ini adalah hari ke 99 kita jadian dan besok adalah hari ke 100 kita jadian itu berarti kisah kita akan berakhir
Rincha : Oya aku tidak menghitungnya karena aku sangat menikmati hari-hari bersamamu
David : Aku ingin mengatakn sesuatu padamu Cha
Rincha : Apa yang ingin kamu katakana Vid?
David : Aku sangat mencintaimu dan aku tidak ingin kita berpisah Cha, aku ingin memilikimu selamanya Cha
Rincha : ( Menangis ) David aku juga sangat mencintaimu

( David dan Rincha berpelukan sambil menangis teersedu-sedu )

Rincha : David aku sangat menyayangimu tapi jangan kmu lupa bahwa kamu memiliki seorang kekasih yang selalu setia menantimu, aku tidak ingin hubungan kalian berantakan karena aku
David : Tapi Cha aku merasa nyaman bila di dekatmu
Rincha : Ssst jangan berkta apa-apa lagi aku haus
David : Kamu haus? Baiklah aku cari minum dulu di warung seberan kamu tunggu di sini ya?
Rincha : Vid aku aja yang beli
David : Enggak
Rincha : Vid aku mohon aku saja yang beli minuman sekalian aku juga ingin membelikanmu sesuatu pasti kamu suka
David : Baiklah jika kamu memaksa
Rincha : Kamu tunggu di sini sebentar ya?
David : Iya. Cha seharian ini aku ingin bersamamu
Rincha : Iya pasti aku akan temani kamu, aku udah janji mau temani kamu terus sampai hari ke 100 kita jadian. Aku ke minimarket dulu ya?
David : Iya hati-hati
Rincha : ( Tersenyum )

( 15 menit kemudian )

Rincha : ( Muncul di seberang jalan dan memanggil David ) David…
David : ( Tersenyum melihat Rincha )

( Saat Rincha menyeberang jalan dan tanpa di sadari ada sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi )

David : ( Melihat Rincha dan truk itu sambil berteriak dan lari ingin menolong Rincha ) RInca awas…!!!
Rincha : a…a…a…a…a… ( Brak )

( David telat untuk menolong Rincha dan kecelakaan itu terjadi mobil truk itu terguling dan Rinca terhempas jauh dan berlumuran darah )

David : ( menangis ) Rincha bangun Cha, bangun sayang

( Orang-orang di sekitar tempat kejadian itu melihat kecelakaan itu dan langsung segera menolong korban kecelakaan itu, mereka membawa Rincha dan semua korban yang ada di dalam truk itu ke rumah sakit, jam 16.30 WIB kecelakaan dan langsung di larikan kerumah sakit, jam 17.00 WIB Rinca berada di ruang ICU, Rinca mengalami koma. David menghubungi kedua orang tua Rinca dan mereka datang ke rumah sakit )

Ibu Rincha : ( Menangis ) Anakku…anakku…
Bapak Rincha : ( Melihat dokter dan berlari menghampiri dokter ) Dokter bagaimana keadaan anak saya?
Dokter : Sabar ya pak kami akan berusaha semaksimal mungkin
David : Apakah kami boleh melihat Rincha Dok?
Dokter : Boleh, tapi Rinca masih koma

( Jam 21.30 sudah boleh melihat Rincha )

David : Cha seharusnya tadi aku enggak ngajak kamu ke danau dan seharusnya tadi aku saja yang beli minuman pasti semuanya enggak bakal kayak gini. Cha kamu harus kuat, kamu tidak boleh pergi kerena kamu sudah berjanji sama aku bahwa kamu akan menemaniku silama 100 hari, ini belum 100 hari Cha kamu enggak boleh pergi
Ririn : David kamu sabar ya? Sekarang kamu istirahat kelihatannya kamu capek
David : enggak aku mau nunggu Rincha sampai dia sadar
Riri, Alis, Andre : ( Diam membisu )

( Jam 23.30 )

David : ( menangis ) Cha kenapa kamu belum sadar juga Cha, sadar Cha
Ibu Rincha : Sabar nak David ya?
Rincha : ( Mulai menggerakan tangannya dan membuka mata dengan terbata-bata Rincha memanggil David ) Da-vid
David : ( Terkejut ) Cha kamu sudah sadar Cha Puji Tuhan, ibu Rincha sudah sadar bu
Ibu Rincha : Rinca kamu sudah sadar nak?
Rincha : Ibu maafin Rincha ya bu?
Ibu Rincha : ( Menangis ) iya nak
Bapak Rincha : Nak kamu enggak apa-apa kha nak?
Rincha : Aku enggak apa-apa pak, pak maafin Rincha ya/
Bapak Rincha : Ssst kamu baru sadar dan tidak boleh banyak bicara
Ririn, Alis : Cha
Rincha : Rin, Lis ( tersenyum ) Andre
Andre : Ya Cha
Rincha : Teman-teman maafin aku ya?
Ririn, Alis, Dan Andre: ( terdiam dan menangis )
Rincha : David
David : Ya sayang kamu belum boleh banyak bicara
Rincha : Tapi aku harus bicara, David aku sayang kamu
David : Aku juga sayang kamu kamu Cha I Love Yuu kamu harus kuat ya?
Rincha : ( Tersenyum ) I Love You Too. Kamu baik-baik ya sama pacarmu

( Rinca lemas dan menghembuskan nafas terakhir )

David : Cha kok tidur lagi sayang, sayang bangun ( David berteriak ) Rinca… ( David lari memanggil dokter ) Dokter tolong Rinca Dokter
Dokter : ( Menuju kamar Rincha dan memeriksa Rincha ) sabar mas ya Rincha sudah di jemput Tuhan


( ibu, bapak, teman Rincha dan David menangis histeris )

David : Tidak…Rincha kamu tidak boleh meninggalkanku Rinca bangun ( David shok berat karena dia merasa bersalah atas meninggalnya Rincha )

( Tepat jam 00.00 WIB Rinca pergi untuk selama-lamanya dan Rinca telah menepati janjinya kepada david untuk menemaninya selama 100 hari )


NAMA :SEPTY CHAYSAR HANDAYANI
NPM :2007112449
SEMESTES :6 B

RATU BUAYA PUTIH

Kisah ini berwal dari bertemunya empat sekawan, mereka ingin memanggil ratu buaya putih, mereka ingin meminta kekayaan, kedudukan, kecantikan, dan seorang lelaki yang tampan. Akhirnya mereka bertemu disebuah sungai Gerong dimana di sungai itu terdapat ratu yang sangat cantik jelita, sakti mandraguna dan bengis.

( Berbincang-bincang )

Septy : Susah ya Ra ternyata jadi oran miskin selalu di hina terus oleh para tetangga gimana ya Ra caranya supaya jadi orang kaya?
Hera : Oya Sep kata buyutku di sungai Gerong ada ratu buaya putih yang katanya bisa mengabulkan apapun permintaan kita aku she pengen nyoba tapi takut kalau sendirian
Septy : Yang benar kamu Ra?
Hera : Iya aku enggak bohong

( Tak lama kemudian Yauwiro dan Yunita datang )

Yauwiro : Ngobrolin apaan she kok seru banget kayaknya
Yunita : Iya ikutan donk?
Septy : Gini lho Yau kata Hera di sungai Gerong ada ratu buaya putih yang konon katanya bisa mengabulkan segala permintaan kita
Yauwiro : Yang benar Ra? Trus apa syaratnya kalau mau ketemu ratu buaya putih itu?
Hera : Iya bener, syaratnya kita harus kesana tengah malam pada hari jumat keliwon dengan membawa bunga tujuh warna
Yunita : Kalau begitu aku mau kesana aku mau minta laki-laki tampan karena samoai saat ini belum ada laki-laki yang mau sama aku karena aku gendut
Septy : Yunita pikiran kamu itu laki-laki terus. Bagaimana kalau kita kesananya bareng-bareng
Hera : Ok
Yunita : Ok juga, dan kamu yau?
Yauwiro : Ok

( Bertemulah empat sekawan itu di sungai Gerong )

Septy : Gimana jadi kita memanggil ratu buaya putih?
Yauwiro : Jadilah masak tidak jadi.
Hera : Apa kita siap menanggung semua resiko? Jika kita meminta sesuatu pada ratu buaya putih?
Yunita : Kalau aku siap donk.
Septy : Aku juga siap
Yauwiro : Begitu juga dengan ku
Septy : Ya sudah mari kita mulai, kita persiapkan semuanya

( Empat sekawan itu duduk dengan tenang setelah mempersiapkan sesaji dan membaca mantra )

Septy : Hay si jambu rangkai sambut perkiriman putrid runduk di gunung ledano ambacang masak sebiji bulat penyikat tujuh penyikat pengaran tujuh pengaran hom santi santi sur maya putri bandiah
Hera : Diorak dikumbang jangan lulur atau ditelan kalau tidak kau sambut dua hari, jangan ketiga mati nampek mati maway hongs anti santi bumi gonjang ganjing langit tok tok
Yauwira : Mati tersanday pangkalan tambang kalau kau sambut kedarat kau dapat makan kalau kelaut kau dapat minum aku tau asal kau jadi hom santi santi bala keciprut
Yunita : Tanah liat asal kau jadi darahku gula, darahku upi gigiku tunjang bermbang ridip kau cucuran atap

( Sambil menghamburkan bunga )

Rame-rame : Datanglah wahai ratu buaya putih, datanglah….datanglah…datanglah…
Ratu : Ha…ha…ha… ada apa kau memanggilku
Septy : Maafkan kami sang ratu karena kami telah memanggilmu sang ratu, kedatangan kami untuk memanggil sang ratu adalah kami ingin meminta sesuatu padamu
Ratu : Apa yang kau inginkan dariku?
Septy : Kalau saya pribadi saya ini orang miskin saya selalu di hina oleh orang-orang didaerah ini, maka dari itu saya ingin sekali menjadi orang yang sangat kaya di daerah ini, tolong sang ratu kabulkan permohonanku
Ratu : Baiklah aku akan mengabulkan permohonanmu, tapi ada satu syarat yang harus kau penuhi
Septy : Apapun persyaratannya akan saya penuhi sang ratu
Ratu : Setiap bulan purnama engkau harus mempersembahkan sesajen berupa keluarga yang engkau sayangi sebagai tumbal
Septy : Baiklah ratu hamba bersedia
Ratu : Dan kau apa yang kau inginkan!
Here : Tolong hamba sang ratu, saya ingin mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dan lebih berkuasa di daerah ini, hamba harap ratu dapat mengabulkannya
Ratu : Ha…ha…ha… kecil permintaanmu itu, tetapi apa kau mau mengabilkan permintaanku?
Hera : Apa syaratnya sang ratu?
Ratu : Syaratnya kau harus menumbalakn suamimu untukku
Hera : Hah!!! Apa??? Sumiku?
Ratu : Bagaimana sanggupkah kau memenuhi persyaratanku?, kalau kau tidak bisa memenuhinya kelur kau dari tempatku!
Hera : Kalau itu lebih bisa membuat aku berkuasa aku sanggup memenuhinya sang ratu
Ratu : Dan kau apa yang kau inginkan dariku?
Yauwiro : Begini ratu hambamu ini jelek, hambamu ini selalu dihina orang-oaran di selitar hamba, jadi kedtangan hamba ke sini hamba minta supaya hamba cantik dan awet muda untuk selamanya
Ratu : Aku akan mengabulkannya, tetapi ada syratnya, setiap bulan purnama kau harus memberikan bayi yang baru lahir untukku
Yauwiro : Apapun persyaratannya hamba akan memenuhinya
Ratu : Ha…ha…ha… dank au gendut apa yang kau inginkan dariku!
Yunita : Begini ratu kedatanganku kesini ingin mendapatkan seorang laki-laki yang tampan untuk menjadi pendamping hidupku apapu syaratnya akan aku turuti ratu
Ratu : Ha…ha…ha… apakah kamu sudah tau apa yang aku inginkan?
Yunita : Belum, hamba belum tau apa yang ratu inginkan
Ratu : Ha…ha…ha… aku ingin lelaki yang tampan yang menjadi kekasih mu nanti dapat menemani aku selama satu hari satu malam, kamu bersedia!
Yunita : Baiklah ratu hamba barsedia
Ratu : Baiklah pulanglah kalian kerumah masing-masing dan akan aku kabulkan permintaan yan kalian inginkan ha…ha…ha….

( Setelah ratu buaya putih pergi )

Septy : Ha… aku kaya
Hera : Aku akan pulang dan akan mencalonkan diri sebagai ibu lurah
Yauwiro : Aku cantik ( sambil berkaca )
Yunita : Aku akan pulang pasti di rumah sudah ada laki-laki tampan
yang menungguku


NAMA : NURMA ISLAMI
NPM : 2007112045

Kelas


Suasana kelas sedikit gaduh Hari masih pagi. Pelajaran jam pertama dimulai. Guru telah selesai melakukan persentasi terhadap murid-muridnya.

Bu Suci : Sudan dua hari Aldi tidak masuk. ( Guru melayangkan pandangan keseluruh kelas. Kelas tetap hening, tampak siswa kelompok belakang berbisik- bisik)
Hasyim : Biar perusuh itu tidak masuk Bu! Kami malah senang!
Aldi : Kalu bisa sampah itu dikeluarkan saja dari sekolah.
Bu Suci : (Terkejut...) jangan mudah memberi cap pada seseorang. Apa perusuh harus di disingkirkan jauh-jauh dan dibuang!
Rini : Dia tidak hanya perusuh tetapi selalu menyakiti dan menganggu ketenangan kelas ini.
Dhani : Juga kejadian tiga hari yang lalu, dia memukul siapa saja yang ada di dekatnya. Sambil berteriak-teriak dau melempar tas dan merobek- robek novel kami.
Rina : Dia juga selalu menyulitkan ibu buka?
Bu Suci : Tapi... tidak harus kita membencinya. Dia butuh cinta kita. Dia sedang mengalami masa sulinya dalam keluarganya. (Tampa mengetuk pintu Aldi masuk kelas dengan mata yang tajam menatap dan mendekati Bu Suci)
Aldi : Aib apa yang telah diberitahukan kepada kalian semua tentang keluargaku? (Aldi melotot menatap teman-temannya yyang bediri didepan kelas kemudian ke arah Bu Suci)
Andi : Kamu bicara apa Al? (membentak dan berdiri)
Aldi : Dan aku peringatkan sekali lagi, jagan terlalu banyak mencampuri masalah pribadi keluarga saya!(Aldi mendekati Bu Suci dan mengarahkan jarinya ke dagu Bu Suci, siswa-siswa gaduh)
Bu Suci : Aku tidak takut dengan ancamanmu. Aku hanya ingin menolong anak didikku! (Bu Suci terus mendekat )
Aldi : Jika Ibu teruskan mengorek-ngorek tentang aib keluargaku, aku bisa membunuh Ibu! (siswa makin gaduh beberapa siswa berdiri maju menarik tangan Aldi)
Rini : Jangan Al!(disusul suara siswa-siswa yang lain)
Bu Suci : Biar! Jangan dihalangi! Biar dibelah dadaku! Biar dia tahu bahwa aku hanya ingin...(Bu Suci lari keluar dan menahan tangis)
Andi : Kamu keterlaluan Al....!
Rini : Guru sebaik itu tega kamu sakiti.
Aldi : omong kosong! Tidak pernah itu dilakukan! Ucapanya selalu menganjurkan cinta dan pemahaman.
Dhani : Barusan sebelum kamu masuk dia yang menyadarkan kami bahwa kamu harus dipahami dengan cinta eh malah kamu.....
Aldi : Cukup Dhan! Aku sangat lelah dengan masalah keluargaku ( Aldi menunduk)
Rini : Minta maaflah pada dia, kami semua akan mengatarmu! (Aldi beranjak ddari tempat duduknya diikutilah teman-temannya)

Di ruang kepala sekolah dan Bu Suci tampak berbincang.
Kepsek : Lagi-lagi Aldi bikin ulah! Kali ini kita harus tegas buk! Dia harus dikeluarkan!
Bu Suci : Beri saya kesempatan sekali lagi, pak!
Kepsek : Dia sudahh mau membunuh Ibu! Apa ibu tidak takut?
Bu Suci : jangan pak, janagn kelurkan dia saya yakin dia anak yang baik. Masalah dalam keluarganya yang membuatnya hilang kendali.
Aldi : (Masuk kantor dengan menunduk) Ibu benar....aku terlalu rapuh, aaku taktau harus harus menhadapi masalah ini?
Kepsek : Syukurlah kamu cepat menyadari (kepala sekolah meninggalkan ruangan)
Aldi : maafkan saya bu! Aku salah menafsirkan kebaikan Ibu selama ini.
Bu Suci : sudahlah Al...!
Aldi : Aku sudah banyak menyensarrakan teman-teman dan guru disekolah ini! Aku binggung Bu! Ibuku, ayahku. Semuanya membuatku.....! (Aldi menahan tangis dan menhadapkan muka ke tembok dan menghadakan tanganya ke tembok)
Bu Suci : ( berdiri dan menepuk pundak Aldi) masalah mu memang cukup berat. Bangkitlah dan kuatkanlah dirimu untuk menghadapinya! Aku dan teman-teman mu akan menemanimu.


NAMA: ALMINA
“Kenangan”

Dua tahun yang lalu terjadi suatu peristiwa itu, Ani terlanjur sayang pada seorang laki-laki anak seorang guru sekolah tingkat pertama, cinta mereka bersemi seperti suburnya bunga mawar. Sampai tiba saatnya dia melamar Ani untuk itu ani izin kepada Ayahnda tetapi ayahnda menolak.

Laki-laki itu sebut saja Prengki namanya, Ia terlalu sempurna kedudukan untuk kita kerena ayah menghendaki seorang calon menantu yang sederhana, tidak perlu kaya asal baik prilakunya.............

“Tapi, Zaman telah beruba, Ayahnda! Kucoba membela diriku tapi sia-sia. Ayahnda melotot mataya amarah telah menggelegak didalam sanubari orang tua itu.

“Persetan denagn katamu! Aku bilang tidak bisa! Serunya memukul meja marmer dengan kerasnya.

Ani menunduk diam, hatiku bergolak memberontak darah ayahnda pun mengalir dalam tubuhku mungkin karena ani memberontak melawan ayahnda akhirnya kami dapat bersatu dalam ikatan jalinan suatu kekasih “pacaran” telah
Kubayangkan akibatnya dan terjadilah pukulan yang diberikan ayahnda pada ku.

Dalam sanubariku kutangisi nasibku dan kami pun berpisah, tahun-tahun berjalan tanpa sempat memberi kedamaian dalam diriku, prengki memahami persoalanku dan tanpa bosanya menghibur, Ia seorang laki-laki yang baik.............

NAMA: ALMINA

Tangis

Pentas : menggambarkan sebuah taman atau halaman.
Fani dan Gani sedang menagis, dengan suara yang enak di dengar, dengan komposisi yang sedap dipandang.
Hana : (Muncul tertegun, mendekati kedua temannya) da apa ini? Fani, Gina,
mengapa menagis? Mengapa? Katakanlah, siapa tahu aku dapat membantu. Ayolah Fani! Apa yang terjadi? Ayolah Gina, hentikan sebentar tangismu!
Fani dan Gina mengubris Hana. Mereka terrus menangis secara memilukan.

Hana : Ya, Tuhan! Duka macam apa yang Kau bebankan kepada kua temanku ini? Dan apa yang harus kulakukan bila aku tidak tahu sama sekali persoalan semacam ini? Fani, Gina sudahlah! Kita memangwanitasejati, tanpa ada seorang pun yang berani meragukan dan oleh karena itu pula maka kita tidak berhak istimewa menangis. Ayolah, hentikan tagis kalian! Kalu tidak, ini akan ku agap suatu penghinaan yang tidak termaafkan dan sekaligus akan mengancap kelangsungan persahabatan kita!
Fani dan Gina terteguh sejenak mendengar kata-kata Hana. Mereka menhentikan tangis, saling bertatapan, lalu Gina memberi selembar kertas kepada Hana. Keduanya meneruskan tagisannya. Hana membaca tuliisan pada kertas itu Ia termanggu beberapa saat, geleng-geleng kepala, kemudian ikut menagis pula.

Inu : (Munvul tergopoh-gopoh) ada apa ini? Mereka menganggu lagi? Gina! Mereka memang terlalu sudahlah, aku akan menghadapinya! (mencari batu untuk senjata) tenanglah kalian. Kita mengakui bahwa kita mahluk lemah (mulai menangis) miskin, bodoh, dan tak punya daya. Tetapi, itu , tidak berarti bahwa kita dapat mereka hina secara semena-mena. (sambil menangis) Berapa kali mereka melakukannya? Huh, cacing pun akan menggeliat jika diinjak, apalagi kita manusia! (Menangis) Baiklah akan kucari mereka dengan batu-batu di tanganku! ( beranjak pergi)
Hana : (Menahan Inu seraya memberikan selembar kertas)
Inu : (Menerima kertas itu, membacanya, bengong sesaat, kemudian geleng- geleng kepala dan ketawa sendiri diamat-amatinya teman-temannya satu- persatu sambil senyum-senyum)
Jati : (Muncul, heran melihat situasi, kemudian Ia marah pada Inu) Inu kau apakan mereka?
Inu : Tenang Jati, Tidak apa-apa!
Jati : Enak saja! Senag
Inu : Tenang Jati, Tidak apa-apa!
Jati : Enak saja! Senag a dapat membuat orang lain menangis?
Inu : Hai, bukam aku penyebabnya, Jati (Tertawa)
Jati : Kamu mampu tertawa semantara ketiga sahabatmu menagis duka. Bagaimana perasaanmu, Inu?
Inu : Apakah setiap tangis itu duka?
Jati : Tetapi, mereka jelas menderita!
Inu : (Tertawa) Tampak menderita tidak sama dengan nyata menderita!
Jati : Gila! Tidak kusangka! Aku kini tahu mutu pribadimu yang
sesungguhnya, Inu!
Inu : Ampun, Jati! Sabar, Jati! (Memberikan selembar kertas)
Jati : (Dengar segera menerima, kemudian terteguh ketika membaca)
“maaf, kami sedang latihan ekting menangis, jangan ganggu, ya!? Trim’s!” gila! Selesai! Hentikan latihan gila-gilaan ini!
Semua tertawa terbahak-bahak, sementara jati salah tingkah.


NAMA : NURMA ISLAMI
NPM : 2007112045

Kasih Sayang


Ibu : (duduk menjahit dengan tanaman, menambal celana)”kemana Ari...sudah malam belum kembali juga. “(meletakkan jahitan, pergi ke jendela)”wah...lagit mendung....jangan- jangan.....”(terdengar suara di luar)
Ibu : (terkejut) “Ari....(kearah pintu)
Budi : (di luar) “Saya, Bu....Budi”(Budi masuk)
Ibu : (heran, kuatir)” Kau sendiri, Bud? Mana Ari? Kenapa tidak pulang bersama-sama?”
Bundi : (ragu-ragu)”Ari....ditahan polisi. Bu...”
Ibu : (terkejut)”Apa? Ya Allah.....kenapa ditahan, Bud?” (terduduk lemas)
Budi : “Tadi kami sama-sama jualan koran di depan bioskop. Waktu orang membeli karcis, ada yang kehilangan dompet. Kebetulan saya didekatnya”.
Ibu : “Terus?”
Budi : Sebenarnya banyak orang di situ, tetapi banyak orang menyangka saya...”waktu ramai-ramai mereka menyangka saya, Ari datang. Ia marah pada orang yang kehilangan itu. Akhirnaya mereka bertengkar. Ari dipukul”.
Ibu : “Aduuh, Ari....(hampir menangis) lalu bagaimana Bud? Sekarang dimana Ari?” (berdiri)
Buda : “Tidak apa-apa, Bu. Ari membalas memukul lagi. Akhirya berkelahi dan Ari ditahan.”
Ibu : “Ayo Bud, kita ke kanto polisi.”
Budi : “Sebentar, Bu. Saya akan beritahu Ibu dulu.....”
Ibu : “Ya...cepatlah beritahukan ibumu, katakan kamu akan mengantar ke sana.”
Budi : (menuju pintu, akan keluar)
Ari :((dari luar) Bud, ibu.....Saya pulang.”
Inu+Budi : Itu Ari....(mereka bergegas ke pintu)
Ari : (memeluk Ibu) “Tidak apa-apa, Bu. Orang itu salah sangka. Budi disangka yang tidak-tidak. Apa karena pakaian kotor begini lalu disang mencopet?”
Ibu : (gembira) “Kau gak apa-apa, Nak?”
Ari : “Hanya kena pukul sedikit di pipi, Bu. Tetapi tak apa, Bud.”
Ibu : “Sudahlah, Ari...Budi...lain kali kamu janggan begitu...”
Ari : “Habis bagaimana, Bu? Kita biarkan saja orang menghina dan menuduh yang bukan-bukan? Karena kita miskin? Begitu saja disangka jahat?”
Ibu : “Sabarlah, Nak, yang tetap benar, meskipun dalam pembungkus yang jelek. Sabarlah, memang banyak orang yang mengukur hanya dari kulit luar saja”.



NAMA : MASITA
KELAS : 6.B
NIM : 2007 112 073



SALAH PAHAM

Akibat selalu berprasangka buruk terhadap orang lain, Ainun yang berprofesi sebagai Tukang jahit baju, Habibah sebagai ibu rumah tangga, dan Ujang sebagai buruh bangunan.Disini yang selalu berprasangka buruk terhadap orang lain adalah Ainun dia selalu menuduh Habibah yang menghasut orang lain agar tak mengupah menjahit baju dengan dia lagi dan disini Ujang tetangganya yang melerai mereka agar tak bertengkar lagi. Pak Kardi sebagai ketua RTnya, Merlin sebagai tetanggannya.

Habibah :Mau kemana pagi-pagi begini Nun sudah rapi?
Ainun : Mau ke pasar beli dasar baju, banyak pesenan jahitan.
Habibah : Ooooooh……………
Ainun : Ya……Udah aku pergi dulu ya….?
Habibah : Iya.
Merlin : Bah, mau tuh Ainun pagi-pagi sudah pergi?
Habibah : Itu, mau ke pasar belanja bahan jahit pakaian, kan lagi banyak pesenan.
Merlin : Wah……..kalau lagi banyak jahitan,bisa selesai dengan cepet ga’ ya.?
Habibah : Memang kamu mau jahiit pakaian ?
Merlin : Iya………aku mau jahit pakaian seragam kerja yang baru, tapi aku jahit ke orang lain !
Habibah : Loooh……….kenapa?
Merlin : Ainun kan lagi banyak jahitan, takutnya nanti ga’ selesai dalam waktu seminggu, sedangkan baju itu mau aku pakai dua seminggu lagi.aku mau ke tempat lain dulu, ya.
.
Merlin pergi ke pasar untuk menjahit bajunya itui dan dia bertemu Ainun di sana.
Ainun : Merlin, lagi ngapain di sini ?
Merlin : Lagi mau jahit baju.
Ainun : Jahit baju?
Merlin : Iya, tadi soalnya Habibah bilang kamu lagi banyak jahitan,ya udah Nun aku ke sana dulu.
Pulanglah Ainun dengan perasaan yang kesal dan ingin marah dengan Habibah, karna dia merasa Habibah sudah menyuruh Merlin supaya tidak menjahit baju dengan dia.

Ainun : Habibah, tadi ngomong apa ke Merlin ?
Habibah : ngomong, apa? aku ga’ ngomong apa-apa !
Ainun : ga’ usah berpura-pura, kamukan yang menyuruh Merlin buat ga’ jahit ke aku ?
Habibah : Ngga’ ko’
Ainun : Sudahlah ga’ usah mengelak lagi aku sudah tahu, dasar orang sirik ga’ bisa melihat orang senang pasti dia ga’ suka.
Habibah : Eeeeh……….jangan ngomong sembarangan ya, siapa yang sirik dengan kamu.

Terjadilah pertengkaran di hari itu,adu mulut terjadi cukup ramai di antara mereka di hari itu dan Uajang yang di waktu itu lewat di situ mencoba bertanya.

Ujang : Hey……..ada apa ini ko’ ribut-ribut, memangnya kenapa?
Habibah : Ini Jang Ainun sudah nuduh yang bukan-bukan,katanya aku yang nyuruh Merlin untuk ga’ jahit ke dia,padahal aku ga’ ngomong kayak gitu.
Ainun : Mana ada yang mau ngaku.!
Ujang : Sudah-sudah malu di lihatin orang banyak, tuh banyak yang ngeliatin kalian.
Tapi mereka masih terus bertengkar, tak mau mendengarkan kata-kata Uajang dan akhirnya datanglah pak Kardi ketua rt di situ.Dan di jelaskanlah oleh Ujang pokok permasalahannya, lalu pak rt meminta Merlin untuk datang buat menjelaskannya agar salah paham ini cepat selasai dan ga’ berlanjut-lanjut. Dijelaskanlah oleh Merlin.
Kardi : Merlin kamu jelaskan.
Merlin : Begini Nun, tadinya aku mau menjahit baju ke kamu, terus aku Tanya ke Habibah,dia hanya bilang kalau jahitan kamu lagi banyak,lalu aku sendiri yang mau jahit baju ke tempat lain karna aku mau cepat baju itu mau aku pakai minggu depan.
Selesailah kesalah pahaman itu dan mereka akhirnya berdamai.
NAMA; MASITA
NPM:2007112073


KOTAK SURAT

Cerita ini di awali dengan persahabatan dua anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar, mereka berteman baik sangat akrab anak ini bernama Radika dan Geovani .Dan ketika itu…………..

Geovani : Ika ( nama panggilan radika )
Radika : Iya…….Van ada apa ? ( jawab radika )
Geovani : pulang sekolah nanti kita main ke taman belakang lagi, tapi seperti biasa
Kita pulang kerumah dulu ganti baju dan makan dulu
Radika : ok……dech…..Van….
Geovani : ya…sudah sampai ketemu nanti…

Setelah mereka pulang ke rumahnya masing-masing, mreka bertemu di taman belakang tempat biasa mereka main.Tapi hari itu Vani berubah…

Radika : Van, kamu lagi apa ? kok dari tadi aku perhatiin kamu diam aja, gak biasanya
Geovani : Gak apa-apa Ka’… aku hanya kepikiran omongan ibuku tadi
Radika : omongan apa Van..?
Geovani : Tapi aku gak tahu ini bener apa gak….tapi mudah-mudahan ini salah Ka’ dan mudah-mudahan bukan kami yang pindah
Radika : pindah!!! Ika kaget….jadi kalian akan pindah
Geovani : iya…. Ka’ tapi aku harap itu salah.
Radika : ya mudah-mudahan
Hari itu mereka nampak lesu karna berita itu dan akhirnya mereka pulang.
KEESOKAN HARINYA
Radika : Van…… main yuk, ntar ika tunggu di taman ya…….?
Geovani : iya Ka’…………..
Radika : Van, kamu ada permainan baru lagi ga’……?
Geovani : Ga’ ada Ka’ aku lagi ga’ bisa mikir ka’…..
Radika : Kenapa Van….?
Geovani : aku bingung Ka’ meski ngomong apa ke kamu, aku sedih Ka’ aku ga’ mau kita pisah
Radika : PISAH ! jadi bener Van yang diomongi waktu itu, kalau keluargamu akan pindah!
Geovani : Bener Ka’ !
Radika : tapi kapan Van ?
Geovani : Lusa Ka’ ( jawab vani dengan suara lesu dan tak ada semangatnya )
Radika : jadi apa yang harus kita lakukan sekarang ?
Geovani : aku ada cara, walaupun kita pisah sekarang tapi nanti kita pasti bertemu lagi
Radika : apa Van….?
Geovani : ayo Ka’ ikut aku, nah di sinilah kita akan bertemu nanti kata vani
Radika : Tapi apa maksudmu Van, kenapa di pohon ini kita akan bertemu ?
Geovani : sambil tersenyum, sekarang aku punya kotak surat
Radika : kotak surat, tapi untuk apa ?
Geovani : kita akan menulis surat yang isinya berupa curahan isi hati kita,tapi masing-masing dari kita tidak boleh tahu isinya, nanti kalau kita sudah berusia 18 tahun baru kita buka suratnya dan kamu boleh melihat isi suratku begitupun aku sebaliknya, dan kotak surat ini akan di tanam di sini dekat pohon ini.
Radika : Iya, aku mengerti Van ? tapi Van saat usia kita 18 tahun baru kita akan bertemu lagi, saat yang tepatnya kapan ?
Geovani : aku sudah pikirkan Ka’ kita akan bertemu tepat pada hari ulang tahunmu.
Radika : Tapi, kenapa harus di hari ulang tahunku, Van ?
Geovani : Biar lebih mudah mengingatnya.
Radika : Kalau seandainya kamu lupa tanggal ulang tahunku, bagaimana ?
Geovani : Ga’ mungkin aku lupa, aku pasti akan selalu ingat ulang tahunmu.
Radika : Ya, sudah kalau begitu, kamu janji ya ?
Geovani : Ya aku janji!

Dan kemudian mereka menanam kotak surat itu, lalu mereka pergi meninggalkan taman itu dengan perasaan yang sedih karna mereka tidak akan lagi pulang sekolah bareng dan main bareng lagi .LALU ESOK HARINYA Geovani pindah ke kota lain.

Geovani : Selamat tinggal Radika !
Radika : Aku jadi aneh denger kamu panggil aku sepeti itu Van !
Geovani : ( Vani hanya tersenyum tak berkata-kata apa-apa saat itu hanya berucap sampai nanti .

Sejak saat itu mereka berpisah, detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulanpun berganti tahun.Selama itulah mereka menantikan saat akan bertemu lagi dengan sahabatnya, selama itupun mereka tidak pernah berpacaran.Radika punya teman akrab yang bernama Sela, dan Geovanipun juga punya teman yang bernama Rey.

Sela : Ka’ kenapa sich kamu masih percaya dengan kotak surat itu, bukannya itu sudah lama,apa kamu yakin Vani masih ingat dengan kamu.
Radika : Aku yakin ko’ dia masih inget, Vani udah janji ama aku kalau kami akan ketemu saat umur aku sudah 18 tahun, dan sekarang umurku sudah 18 tahun sebentar lagi ulang tahunku.
Sela : Terserah kamu dech……….

Di tempat yang berbeda Geovani dan Rey.

Geovani : Rey, natar kamu ikut ga’?
Rey : Kemana, Van ?
Geovani : Sebentar lagi aku akan ketemu dengan gadis kecilku ( panggilan buat Radika, cewek yang di sukainya)
Rey : Emang kamu yakin Van, kalau dia bakal inget janji kalian itukan sudah lama banget, Hari gini masih percaya dengan janji gituan.
Geovani : Awalnya sich aku ragu,tapi ga’ mungkin dia lupa dengan janji kami.
Rey : Van kalau seandainya, dia lupa dengan janji kalian atau dia sudah punya pacar nanti kamu bagaimana, apakah masih akan tetep suka dia ?
Geovani : Itu pilihan yang susah rey, tapi mudah-mudahan ga’ terjadi begitu.
Rey : Ya, itukan seandainya.

LALU hari yang di nantikan selama bertahun-tahun itu akhirnya sampai juga, dengan penuh rasa bahagia mereka tak sabar untuk bertemu, Radikapun berlari menuju taman tempat mereka akan bertemu dan begitupun sebaliknya, tapi tak di sangka saat itu…

Sela : Ka’ ini udah jam berapa, udah berapa jam lho nunggu di sini tapi Vani belum datang juga mungkin dia ga’ akan datang, sebaliknya kamu kita pulang ini mau hujan
Radika : Ga’ Sel aku tetep nunggu, dia pasti datang, kalau kamu pulang ga; apa- apa ko’ biar aku sendiri saja
Sela : ( sela marah dan pergi meninggl ika )
Radika : ( sambil bergumam dalam hati, Vani ga’ mungkin ga’ datang, dia pasti datang .

Hujanpun turun dan haripun sudah semakin sore tapi Vani tak datang juga.Ikapun akhirnya pulang dengan rasa yang teramat kecewa dan sedih karna dia mengira Vani sudah lupa dan tepat janji, padahal di sisi lain Vani mengalami kecelakaan.ESOK HARINYA

Sela : udahlah Ka’ kamu jangan sedih, mungkin dia bukan lupa, mungkin saja dia lagi kerjaan atau mungkin dia buat kejutan .( berusaha menghibur )
Radika : Ya, mungkin La’, akupun masih akan ke taman itu, karna kami tidak akan ketemu kalau aku tidak menunggu dia di taman itu, dia tidak tahu rumahku yang baru.( Radikapun masih terus mendatangi taman itu dengan harapan Vani akan datang )

DAN PADA HARI ITU REY DATANG DAN RADIKAPUN KAGET DIA MENGIRA ITU GEOVANI.

Radika : kamu siapa, apa kamu Vani ?
Rey : bukan,! Aku bukan Vani tapi aku Rey temennya Vani.
Radika : Vaninya mana, kenapa dia ga’ datang ?
Rey : Aku di suruh Vani untuk mengambil kotak surat itu !
Radika : Tapi mengapa kamu yang harus mengambilnya, kenapa dia ga’ datang langsung kesini ?
Rey : ( dia bingung harus ngomong apa )
Radika : Kenapa kamu diem, ga’ ngomong mana Vani ?
Rey : Maaf , tapi kamu jangan kaget, sebenernya Vani ngelarang aku buat cerita ke kamu tapi aku ga’ tega ngeliat kalian berdua
Radika : Kamu ngomong sekarang !!!
Rey : Vaniiiiii……..mengalami kecelakaan saat dia mau ke sini, mobil yang di kendarainya mengalami kecelakaan, dan tidak bisa datang kesini dan kecelakaan itu membuat Vani harus kehilangan satu kakinya.
Radika : Ya………Tuhan (sambil menangis dia memanggil nama Vani ) sekarang dimana Vani aku ingin ketemu dengannya
Rey : Sekarang Vani masih di rawat di rumah sakit.
Radika : Anatarkan aku kesana ( dengan membawa kotak surat itu mereka pergi ke rumah sakit)

Sampailah mereka di rumah sakit, Vani terkejut melihat Rey datang dengan seorang cewek dan Reypun mengatakan dengan Vani bahwa itulah Radika gadis kecilmu.kemudian Rey meninggal mereka berdua.
Radika : Van, maafin aku karna aku sudah salah paham denganmu dan karna kotak surat ini kamu jadi harus kehilangan kakimu.
Geovani : Ini sudah takdir, kita ga’ tahu apa yang akan terjadi
Radika : Tapi…..Van ?
Geovani : Sudahlah jangan menangis lagi, ( Vani mencoba untuk tegar walau dia sedih karna sudah kehilangan satu kakinya), kamu bawak kotak suratnya,sekarang sesuai dengan perjanjian kita, kita harus menukar surat kita .

Di bacalah surat itu oleh mereka berdua dan isinya adalah mereka berharap kalau sudah besar nanti mereka bisa menjadi sepasang kekasih atau mungkin mereka bisa menikah.Melihat itu mereka sama-sama kaget, tidak menyangka kalau isi suratnya bisa sama dan merekapun menjadi malu-malu.Kemudian………….

Geovani : Tapi itu ga’ mungkin Ka’ sekarang aku bukan Geovani yang dulu, punya sepasang kaki yang bisa ajak kamu berlari-lari ke taman atau yang lainnya
Radika : Van, aku sudah lama sangat menyukaimu dari dulu, dan sekarang aku akan tetep suka sama kamu apapun yang terjadi.
Geovani : Walau aku seperti ini Ka’?
Radika : Ya…..Van….selamanya .

Akhirnya merekapun bersatu, cinta Radika dan Geovanipun menjadi abadi, Radika dapat menerima keadaan Vani yang sekarang dan orang tua merekapun merestui hubungan mereka berdua.

SELESAI