Rabu, 07 Juli 2010

Nama : Desi Gumalasari
Nim : 2007112184

DIARY TERINDAH

Keringkat terus mengalir dari tubuh ibu, tubuh yang mulai tua dan lemah…mungkin orang-orang mengira umur ibu sudah lima puluh tahun lebih, tapi sebenarnya umur ibu baru empat puluh dua tahun. Mungkin karena biasa hidup dalam tekanan penderitaan membuat ibu lebih kelihatan tua dari umurnya. Tiap pagi lebih dari jam lima pagi setelah sholat subuh, sampai pukul sepuluh pagi ibu selalu mengelilingi daerah perumahan di kampong tempat tinggal kami. Dengan membawa dua keranjang kue dikiri kanan dan satu nampan di letakkan di atas kepala semuanya penuh berisi kue.

Hatiku sebenarnya menjerit, aku tak tega melihat ibu yang sangat aku sayangi bekerja keras seperti itu, aku pernah bilang sama ibu

“Bu, biar Alan saja yang mengantikan ibu, atau Alan temeni ibu ya.. Alan bawakan keranjang ibu!
“waktu itu aku baru berusia sepuluh tahun. Masih duduk di kelas enam SD. Tapi apa jawaban ibu…

Dengan sentuhan tangannya yang penuh kasih saying. Ibu berjongkok sambil mengusap kepalaku dengan lembut. Beliau memandang mataku sambil berkata ” Lan, kamu mau lihat ibu bahagiakan?

”Iya Bu!” jawabku

”Kalau begitu dengarkan perkataan Ibu”

”Begini Lan, Ibu sekarang jualan kue buat siapa?”

”Untuk Alan dan Dewi Bu” jawabku lagi.

”Untuk Alan dan Dewi kan. Lan! Sekarang sudah kelas enam SD, sebentar lagi kamu SMP. Makanya kamu harus rajin sekolah dan belajar, Alan tidak usah mikirin Ibu.”

”Tapi Bu!!!!”

”Alan.” Ibu segera memotong perkataanku.” Ingatlah kebahagiaan terbesar Ibu adalah ketika melihat Alan bisa menjadi anak yang pintar dan cerdas, suatu saat Alan pasti bisa bantu Ibu, sekarang tugas Alan adalah belajar, bawakan pada Ibu nilai – nilai yang bagus”. Mata ibu berkaca – kaca saat itu, aku bisa melihat kesedihan dan juga kebahagiaan di mata Ibu.

”Ibu !!!!” aku menghambur kepelukkan Ibu. Aku menangis bahagia, bahagia karena memiliki ibu yang berhati malaikat.

”Iya Bu aku janji. Aku akan bawakan Ibu nilai – nilai yang bagus.”

”Nah gitu dong, sudah- sudah jangan menangis. Ibu percaya kok sama Alan. Alan pasti bisa buat Ibu bangga.” waktu itu, Ibu mengusap air mataku dengan tanganya. Aku ambil tangan ibu, lalu kucium penuh takzim. Tangan yang sudah bersusah payah menghidupi kami anak-anaknya.

Ibu adalah the inspiration my life, beliau telah mengajarkan banya hal untukku. Bagaimana cara kita bertahan dalam menghadapi hidup. Beliau sering mengingatkan “Lan janganlah berkeluh kesah, hidup itu bukan untuk meratapi nasib. Lebih baik bekerja dan kerja. Insyaallah Tuhan akan mengangkat derajat kita.”

Aku selalu ingat nasihat itu, mungkin bias dikatakan inilah salah satu factor yang membawa aku bias berdiri tegak dihadapan kalian semua sebagai pimpinan interprenuer terbesar di pulau Sumatera ini. Segala puji ku sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tak lupa terima kasih kepada Ibuku yang insyaallah bias tersenyum bangga melihat keberhasilan anaknya walaupun beliau sudah tidak berada di tengah-tengah kami lagi namun aku selalu berdoa agar Tuhan memberikan tempat terbaik buat IBUKU TERCINTA. AMIN.



Nama :Desi Gumalasari
Nim : 2007112184

The Lost Love

Friend, tidak ada mantan sahabat, sahabat itu selamanyakan

Huh….nafas Mario mendesah, seolah sesak menahan sesuatu. Diletakkannya HP nokia 2300 kesayangannya ke atas meja disamping tempat tidurnya. Sudah berapa kali sms ini dikirimkan Ayu kepadanya. Semenjak Decky menjadi pacarnya Ayu, dia seolah burung di dalam sangkar, tak boleh sering keluar, bergau sama teman lelaki. Semua gerak gerikya seolah dispionase oleh decky.
Dulu Mario dan Ayu sangat dekat, mungkin itu wajar karena rumah mereka berdekatan, dan Ayu adalah teman dekat adik Mario juga, sehingga hamper setiap waktu Ayu dan Mario sering ketemu. Awalnya hubungan keduanya tidak begitu dekat, namun setelah Mario meminta Ayu mencomblangi vivin untuk dekat dengannya, hubungan mereka semakin lengket, Vivin adalah teman dekat Ayu, mereka satu kelas. Ayu memiliki wajah cantik, kulitnya agak kekuning-kuningan. Dia kelihatan anggun memakai jubah dangan jilbab yang unik, yang biasa digunakannya. Begitupun vivin dia tidak kalah cantik dengan ayu, bahkan lebih cantik menurut Mario. Kulit putih dengan lesung pipi di wajahnya membuat gadis remaja kelas tiga SMA itu kelihatan lebih cantik dan manis.
Mario, Mario!!!!. Tiba-tiba ibu memanggil Mario
Ada apa Bu? Tanya Mario sambil berjalan membuka pintu
Diluar ada Ayu, dia meminta untuk bertemu kamu, katanya ada hal penting yang ingin dia sampaikan. Jelas Ibu pada Mario
Iya Bu, bilang sama Ayu tunggu sebentar.
Ibu segera bergegas keluar menemui Ayu
Ayu….Mario bilang tunggu sebentar! Mungkin agak lama lebih baik tunggu saja di dalam ajak ibu pada Ayu
Tidak Bu terima kasih, aku tunggu diluar saja.
Ya sudah kalu begitu, Ibu tinggal masuk dulu, soalnya Ibu lagi masak didapur.
Iya bu, nggak apa-apa
Ibu berjalan meninggalkan ayu, ayu duduk dikursi sambil memandangi bunga kamboja di pot ukuran mini, di depan pekarangan rumah.
Maaf menunggu lama yu, Mario tiba – tiba sudah berdiri disamping Ayu, sehingga membuat Ayu terkejut dan membuyarkan lamunannya.
Nggak apa-apa! Jawab Ayu.
Mario!! Aku mau bilang sesuatu sama kamu, aku mau menjelaskan semuanya ke kamu. Tapi, aku minta jangan disini, kita ketempat biasa yah!
Mario diam sejenak, dia pandangi wajah memelas Ayu, membuat hatinya tak tega untuk menolaknya.
Oke, kita berangkat. Aku pamit dulu sama Ibu, Mario berlari kedalam dan langsung keluar dengan membawa motor Honda supra fit berwarna hijau kesayangannya.
Ayu! Ayo naik
Ayu bergegas mendekat lalu naik ke atas motor, tak ada kata terucap selama dalam perjalanan, membuat jarak yang mereka tempuh se akan sangat jauh.
Motor berhenti tepat di samping jembatan, dibawahnya aliran sungai rambang melaju tanpa henti. Di sisi kanan nampak ad ataman yang begitu cantik. Tak begitu banyak orang hari ini. Mungkin karena bukan hari minggu, jadinya tidak banya pasangan yang kelihatan berduaan di sini.
Ayu mengajak Mario turun lalu mereka duduk di salah satu kursi taman, yang menghadap kearah sungai. Pemandangan yang begitu indah menurut ayu. Dia bilang ketika melihat sungai yang mengalir seakan semangat terpacu.
Mario terkadang kebinggungan merespon rasa antusia yang begitu tinggi pada diri ayu.
Mario, maaf telah merepotkanmu. Dan selalu menggangu mu, mungkin aku selalu membuat kamu susah selama ini. Maakan aku yah. Tiba-tiba ayu menangis dan menyandarkan kepalanya kebahu Mario, membuat Mario jadi gelagapan. Namun dia terpaksa pasrah membiarkan gadis manis itu menanggis dipundakknya.
Mario aku tak tahu harus cerita pada siapa? Sudah lama aku menahan sakit.
Kau benar Mario. Aku salah menilai cinta selama ini, cinta yang ku anggap bisa mengubah segalanya. Ternyata membuat aku hancur.
Huks....huks....
Tanggisan Ayu semakin menjadi.
Sebuah tanda tanya besar berkelebat dalam pikiran Mario. Dalam hati dia bertanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Ayu?Namun Mario tidak berani bertanya, dia biarkan saja cerita Ayu terus mengalir bersama derasnya sungai rambang.
Kodok!!! Ayu memanggil dengan sebutan yang telah lama tidak keluar dari mulutnya.
Panggilan untuk mario, sewaktu sering bermain ketika kecil.
Kodok, sekarang aku tidak punya siapa-siapa! Cowok yang selama ini aku sayangi, yang demi dia aku rela melakukan apa saja, menuruti perintahnya. Bahkan cowok yang telah membuat persahabatan kita menjadi renggang.
Tapi sekarang dia pergi meninggalkan aku. Dia pergi meninggalkan aku demi wanita lain, dan parahnya wanita itu adalah sahabatku sendiri, dan juga orang terdekatmu,,,Mario
Tangisan Ayu semakin menjadi.
Mario terkejut dia mengangkat kepala Ayu dan memandang matanya
Apa maksudmu yu, apa maksud perkataanmu?????
Decky,,,decky akan menikah dengan Vivin, Mario menjadi seperti orang kebinggungan.
Dia tiba-tiba tertawa berat.
Kamu pasti bercanda,,, kamu pasti berbohong
Diam sejenak.... menatap ayu dengan tajam.
Ayu! Kamu jangan mengada-ngada, mana mungkin vivin menghianatiku.
Itu benar rio, itu benar. Ini undangannya. Ayu mengeluarkan undangan bertuliskan nama decky firansyah dan agusti oktaviani (vivin).
Mario tertunduk lesu dan duduk dengan lemas.
Itulah yang selama ini ingin aku sampaikan padamu, tapi kamu nggak pernah balas sms ku, di telpon nggak diangkat. Sebenarnya ini telah lama terjadi, tapi kamu seolah nggak mau tahu aku lagi. Kamu masih marah karena kejadian masa lalu.
Mario masih tak bisa percata. Dia masih tak percaya kalau wanita yang sangai dicintainya tega meninggalkannya.
Perasaan hancur memenehi hati Mario, tengelam bersama mentari sore yang hilang di peraduannya. Gelap dan tak ada cahaya. Namun Mario tetap menyakini akan ada cinta yang bisa membahagiakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar