CERPEN QQQQ

CINTA CEROBOH
Karya: Rini Anggraini
Pakkk tunggu.......
Jerit ku kepada kondektur bus kota....Uh..hampir saja ketinggalan bus..Maklum rumahku di perbatasan jadi untuk menuggu bus berikutnya memerlukan waktu lama..Ku lirik arloji ku jam sudah menunjukan pukul 06.40 aduh!!!pasti kesiangan lagi...Di Kepala ku muncul bayangan Bapak Hamidi membawa rotan panjang menunggu murid yang terlambat di depan gerbang...Seperti dugaan aku sampai di sekolah sepuluh menit setelah bel masuk berdering...Bagiku ini merupakan seremoni harian ku...di baris di depan gerbang layaknya finalis miss universe dan memungut sampah “Besok tidak boleh terlambat!!”Tekad ku dalam hati!!”..Setelah mengikuti seremoni harian ku aku berlari sekencang-kencangnya menyusuri koridor..Tak ayal suara gadung karena gema kaki ku di koridor membuat suara bising..
Uh..Untung Buk Zepi belum masuk...Beliau itu terkenal killer..kalau aku telat lagi bisa-bisa ditelannya hidup-hidup..
“Doooooor ..Kamu itu ya udah telah masih sempat senyum-senyum sendiri,,,,aneh kamu neng..”
“Huh...aku itu seneng gak kena semprot buk Zepi..”
“Ehm..hm..”
“Kenapa kamu May???”Batuk ya?Minum obat tau>>>dua bulan lagi kita mau ujian. Kenaikan kelas.”
“Bodoh...!!Tuh liat ada Jimmy lewat kelas kita..Saya ingetin lagi ya Neng..Jangan buat hal yang konyol di depan dia..Kamu itu sakit ya kalau gak celaka satu hari aja??”
“Aduh May itu lah daya tarik si Eneng..” Bener juga ya..dalam sehari aku bisa membuat hal-hal konyol terlebih di depan Jimmy cowok yang ku taksir sejak masuk SMU....
“Neng...Bantu ibu bawa buku ini ke kantor ya”
Yaaaa ini nih resiko kalau jadi ketua kelas....Ya ampun banyak banget bukunya pekik ku di dalam hati..Tumpukan buku hampir menutupi seluruh pandangan ku. Wahhhhh kakak kelas tiga main basket..Duhh serunya..eh..Bentar ada Kak Jimmy..gantengnya...Dubrakkkkk...aduh...Kepala ku membentur tiang koridor sekolah..seluruh kakak kelas yang bermain basket berhenti dan menertawai ku...Dalam hitungan detik kupungut seluruh buku yang berhamburan..sebelum berlari ke kantor sempat ku lirik kak Jimmy dia tetap terlihat dingin....Apa mungkin ya aku bisa bersama dengan laki-laki sesempurna dia...
“Mayyyy..aku tadi nabrak tiang koridor...kak Jimmy juga lihat..”
“Kalau kamu gak ceroboh malah aku yang aneh....” Jawab May cuek...
”Mayy kamu jahat sih...”
“Sudah..Pulang yuk..tugas banyak nih..”





Drap..drap...drap..
Aduh telat lagi..satu menit lagi nih pintu gerbang di tutup...aku berlari sekencang-kencangnya..akhirnya....gak telat...aduh..duh kaki ku tersandung batu....
Dubrak...ampun...aku menabrak kakak tingkat ni....”Maaf..maaf..”
“Ya gaka papa” suara itu..suara kak Jimmy... “bener-bener maaf kak” kak Jimmy hanya senyum menjawab permintaan maaf ku...Kenapa sih aku tidak bisa terlihat cantik..elegan di depan Kak Jimmy...BODOHHH...
“Mayyyy”
“Kenapa???kamu jatuhin barang, jatuh, kesandung, nabrak??”
“Kejem banget kamu May..” “sttt ibu Zepi dah masuk tuh..”
Teng..teng..teng..akhirnya istirahat juga..otak ku mau meledak..Bayangkan tiga jam mata pelajaran matematika...aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh nikmatnya dunia hahahahaha
“Neng..yuk makan lapeer nih..”
“oke deh”
“Ya ampun..padet banget kantin Mayyyyy!!”
“gak papa ni perut dah berontak minta isi Neng” Bayangkan saja untuk memesan bakso saja kami harus antri hampir sepuluh menit...”Neng kamu ambil bakso kita ya aku mau cari tempat duduk...”
“yup..”
“Neng di sini” May melambai kepadaku secepat kilat aku ke arah lambaian May....Alasannya tak lain karena mangkok bakso yang ku pegang hampir saja melelehkan tangan ku” WAAAAAWAAAA dasar kurang kerjaan apa gak bisa cari tempat duduk lain...kenapa harus mencari posisi di depan kak Jimmy..
Ku lirik Kak Jimmy..Dia tetap cuek..”Neng ayo makan..bentar lagi masuk nihhh kamu itu makannya lelet banget”.. Duh si May masih buka rahasia di depan kak Jimmy...apa lagi nih kebaikan ku di depan kak Jimmy..”May tolong sausnya..”
Jeprett..jeprettt...aduh jangan lagi...saus yang ku pencet mengenai Kak Jimmy..”Kak maaf..”
“gak papa saya sudah terbiasa....” bergegas ku meninggalkan kak Jimmy..gimana ini citra ku sudah benar-benar jelek di depan kak Jimmy..”Neng May pulang cepet ya..”
“Kamu gak ikut pelajarn tambahan May??’
“Gak..aku mau bantuin mama..hari ini arisan keluarga”.. “hati-hati ya May”
Duh sepi banget gak ada May..hujan pula..ku lirik jam tangan ku...ah... sudah pukul lima aku harus pulang..aku pun berlari menyusuri koridor kelas,,sial aku terpeleset dan yang membuat ku tambah ingin pingsan Kak Jimmy menahan ju agar tak jatuh..
“Neng,,kamu itu apa bisa hati-hati???” kak Jimmy tau nama ku...??? ku geleng-gelengkan kepala ku untuk membangunkan ku dari tidur..tapi ini tampak nyata..
“Tapi tak apa..begini juga kamu terlihat manis....dan membuatku tambah mencintaimu....”

Dubrakkkkkk aku jatuh pingsan saat mendengar perkataan Kak Jimmy....
Hehehehe akhirnya si dingin Jimmy membalas cinta ku...




NAMA : RINI ANGGRAINI
NPM : 2007112320
KELAS : 6.B
MATA KULIAH : MENULIS KARYA SASTRA
DOSEN PEMBIMBINGA : M. NASIR, S.Pd.

JALANKU
Aku adalah putri dari Raden Jauhari, yang merupakan keturunan ke empat Raden Kuning,,bangsawan kerajaan Pewangi,,,,yang mungkin semua orang aneh karena di zaman seperti ini masih ada kerajaan dan tingkat kebangsawanaan di daerah ku. Kerajaan Pewangi kerajaan terpencil di derah hutan Sumatera. Dan daerah ini sangat terisolir, di sini hanya ada satu sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah menangah atas,,,,

“Pak, Sekar mau melanjutkan kuliah..”
“Apa kuliah???????? Kamu tau sekar kuliah itu berarti harus keluar dari daerah ini,, sebaiknya kamu tidak usah kuliah,,,kan ujung-ujungnya kamu juga mau gurusin anak, suami,,buat apa?”
“Pak, ini sudah zaman milenium...memang itu kodrat wanita,,Tapi Sekar juga mau punya andil..Bapak lihat apa bagusnya kehidupan kita seperti ini terisolir, pendidikan, kesehatan, dan banyak hal kita masih ketinggalan...Pak ingat kerajaan Pawangi gak ada lagi,,ini hanya tinggal simbol...”
“Ya..betul katamu tinggal simbol,,tapi kalau bukan kita yang menjaga nanti kerajaan ini akan hilang,,,kita darah bangsawan dan keturunan raja yang harus menjaganya..kalau kamu mau kuliah di luar siapa yang mau menjaganya???,”
“Pak, masih banyak keluarga bangsawan lain, kenapa harus Sekar..”
“ Kalaupun bapak izinkan bagaimana dengan aturan adat,,bagaimana dengan sesepu desa,,,dan bagaimana dengan Arya?????”

Arya......semangatku untuk kuliah menjadi kendor setelah mendengar nama itu..Ya diantara sekian kemalangan ku menjadi anak dari bangsawan kerajaan Pewangi,,hanya Arya pengecualiaannya...Tidak bisa..pokoknya aku harus kuliah..Arya pasti bisa mengerti lagipula dia juga sedang kuliah di luar..Dia akan mendukungku...batin ku menyakinkan..”
“Pak, pokoknya Sekar mau kuliah, setelah itu kerja...Bapak tega sebagai sesepu desa melihat anak perempuan kerjanya hanya di rumah,,malah ada yang tidak dihargai karena bodoh”

Adu argumen ku dengan bapak pagi tadi seakan memutuskan seluruh urat saraf di kepala ku,,maklum bapak ku satu ini harus mendengar alasan yang kuat agar menyetujui keputusan ku untuk kuliah....
Kali ini gagal, besok harus berhasil kata ku memberi semangat kepada diri sendiri..Terbayang di depan mata aku kuliah dan melanjutkan S2 dan menjadi dosen seperti cita-cita ku...Siapa bilang wanita berkarier gak bisa mengurus keluarga...Memang kuakui kodrat wanita memang mengurus keluarga tapi wanita juga bisa bekerja, mandiri, dan menunjukan kemampuannya.....

“Bu..bantu sekar meyakinkan bapak,,, Sekar janji gak akan macem-macem...” Rengek ku pada ibu
“Ya,,nanti ibu akan bicara dengan bapakmu..besok ibu kabarin”

Yes...Yes...kalau ibu ku sudah turun tangan pasti bapak bertekuk lutut, betul kata pepatah cinta itu buta..Bapak kalau ibu yang merayu pasti kendor,he...he...
“Sekar kemari!!! Bapak sudah berunding dengan ibu bapak izin kan kamu kuliah...Tapi menurut adat desa kamu harus minta restu dulu dengan sesepu desa,,,dan sebaiknya kamu ajak Arya supaya dia juga bisa membantu mu,,dia juga sedang liburan...

Aduh bapak..seumur hidup ku baru beberapa kali aku berbicara dengan Arya, Pangeran ganteng ku...tapi tidak apa-apa karena aku sudah memilih jalanku...
“Terima kasih pak, Sekar ke rumah Arya dulu ya..” Sepanjang jalan aku berusaha merangkai kata untuk berbicara dengan Arya...Kami memang dijodohkan sejak kecil tapi kami jarangg sekali untuk berbicara,,dan anehnya kami saling suka,,,,
“Permisi, maaf ada pangeran di rumah bik?”
“Oh, raden,,pangeran kebetulan ada,,nanti bibik panggilkan” tak lama kemudian muncul sosok Arya laki-laki bersahaja dengan wajah yang tampan..
“Sekar,,Apa kabar?? Jarang-jarang kamu mau ke sini ,,,Arya berusaha mencairkan suasana..maklum kalau kami bertemu yang hanya bisa kulakukan hanya diam..
“Arya bisa bantu Sekar”
“Dengan senang hati,,Ada apa Sekar??”
“Sekar mau kuliah apakah Arya menyetujuinya?”
“oh..tentu Sekar,,aku senang kamu mau kuliah sebenarnya sudah lama aku mau mengatakan ini, tapi takut kamu enggak setuju”
“terima kasih arya,,tapi aku mau minta tolong satu lagi..”
“Apa?”
“Bisakah Arya menemani Sekar menghadap sesepu kampung,,,karena baru kali ini ada anak perempuan yang mau sekolah ke luar kampung,,selain itu Sekar juga belum menikah..kata bapak ada baiknya jika Sekar pergi dengan calon suami Sekar menghadap sesepu sepuya mereka lebih yakin”
“Baik,,kapan kita pergi?”
“tapi kalau Sekar kuliah pernikahan kita akan tertunda”
“Gak apa-apa akau masih harus menyelesaikan sekolah ku empat tahun lagi...
Aku mau pingsan karena mendengar jawaban Arya...ya satu langkah lagi menuju cita-cita ku..
“’Terima kasih Arya..”

“Sekar jangan mentang-mentang kamu anak sesepu dan calon istri pangeran kamu mau seenaknya saja ya...Nanti tingkah mu itu diikuti oleh anak perempuan kampung,,hasilnya mereka lupa akan keluarga, dan sibuk berkarier..”
“sesepu yang Sekar hormati,,,Sekar gak akan melanggar kodrat Sekar sebagai perempuan,,Sekar juga gak akan memberi contoh yang buruk pada yang lain..malah keputusan Sekar membuat perubahan besar kepada kehidupan gadis di desa ini..”
“ya Sesepu,,kemarin Arya sudah berunding dengan Skar,,Arya setuju Sekar melanjutkan kuliah...”
“Hal ini tidak bisa dilanggar kita ada hukum adat,,Pangeran”
‘Saya mohon sesepu,,jika ayah masih hidup beliau juga akan merestui Sekar,,Dia hanya menuntut ilmu,,”
“tetap tidak bisa pangeram..”
“Tolonglah,,,”Desak Arya...
“Baik kami akan mengadakan rapat tertutup dulu, karena hal ini baru pertama terjadi,,pangeran tolong ikut kami...dan Raden Sekar silahkan menunggu”

Hampir dua jam aku menuggu..Dan akhirnya pintu ruang rapat sesepuh terbuka. Dan muncul Arya,,,wajahnya tertunduk lemas...apakah ini firasat bahwa cita-cita ku akan kandas...Tiba-tiba saja bendungan airmata ku serasa akan jebol..Arya pun berjalan mendekatiku dengan gontai...
“Sekar,,,,kamu boleh kuliah”
“apa???????terima kasih Arya...”
Akhirnya mimpiku jadi kenyataan...

TRITTT...TRITTT..TRIT...TRIT....TRIT...TRIT...
Alarm HP ku berbunyi...aku sontak bangun..ah...ternyata hanya mimpi bantinku..mungkin karena terlalu tegang untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi, aku sampai-sampai bermimpi menjadi putrri kerajaan..he...he...



NAMA : SEPTY CHAYSAR HANDAYANI
NPM : 2007112449
SEMESTER : 6 B

KEHIDUPAN

Matahari mulai menampakan sinarnya dan suasana kota nampak sudah ramai terlihat dari jembatan Ampera mobil yang lalu lalang dan ketek-ketek yang berhamburan di Sungai Musi tampak orang-orang mulai beraktivitas. Saat itu nampak Mahmud mulai mengayunkan kaki mengendarai becaknya untuk mencari nafkah untuk kehidupannya. Mahmud tinggal di panggir sungai musi bersama istri dan ke dua anaknya. Istri mahmud bernama Siti, ia berprofesi sebagai pedagang asongan di Benteng Kuto Besak ( BKB ) dan ke dua anaknya bernama Amin dan Rafi mereka masih kecil, Amin berusia tujuh tahun dan Rafi berusia sembilan tahun. Mereka tidak bersekolah karena Mahmud tidak sanggup membiayai mereka untuk sekolah. Amin dan Rafi tepaksa harus mengamen di Benteng Kuto Besak ( BKB ) untuk membantu kedua orang tuanya mencari uang. Mereka sekeluarga tidak bias lepas dari Benteng Kuto Besak ( BKB ) dan sekitar Sungai Musi karena dari situlah mereka mencari nafkah untuk hidup.
Sore harinya Mahmud pulang dengan keadaan capek dan tidak ada satu orang pun di rumah bahkan sesuap nasipun tidak ada, Mahmud pun merasa lapar dan ingin rasanya dia marah, tetapi Mahmud masih mencoba untuk sabar. Mahmud ingin sekali membeli nasi bungkus, tetapi Mahmud tidak mempunyai uang untuk membeli nasi itu karena hari ani Mahmud tidak mendapat penumpang. Mahmud pun mulai menggerutu
“Alangkah sialnya hari ini tidak mendapat penumpang, nasi tidak ada apalagi lauk bahkan uangpun tidak punya. Sial-sial nasip jadi orang susah”.
Setelah itu mahmud pergi keteras depan rumah dan duduk sambil melamun dan tidak lama istrinya pulang.
“Kenapa kamu pak? Kusam sekali wajahmu. Aku minta uang untuk beli beras. Lauk, minyak goring, minyak tanah”.
Aku tidak ada penumpang hari ini memang kamu tidak punya uang? Untuk beli semua itu? Dari pagi hingga sore kamu kan berjualan pasti kamu punya uang”.
“Hari ini jualan ku tidak ada yang laku jadi aku pun tidak punya uang. Lalu bagaimana apa kita tidak akan makan? Kasian anak-anak pak”.
“Ya sudah bu ngutang dulu saja di warung Konah”.
“Apa ngutang pak! Hutang kita sudah menumpuk pak apa kamu tiadak malu? Hutang kemarin-kemarin saja belum di bayar masak kita mau ngutang lagi?”.
“Sudahlah bilang saja besok kita bayar bu”.
“Aku tak mau bapak saja yang ngutang aku malu pak”.
“Istri macam apa kamu ini disuruh begitu saja tidak mau. Ya sudah aku saja yang kewarung si Konah”.
Mahmud pun pergi ke warung Konah tanpa malu lagi karena dia sudah sangat lapar. Sesampai di warung konah Mahmud kena damprat oleh Konah karena Mahmud mau ngutang lagi dengannya.
“Tolong akulah Nah kasian anak-anak ku kelaparan”.
Dengan wajah murungnya Mahmud meminta belas kasian kepada Konah, Konah pun tidak sampai hati untuk tidak menhutangi Mahmud.
“Ya sudah mud, aku akan menhutangimu, tetapi kamu harus janji akan melunasi hutang-hutangmu secepatnya dan kamu tidak boleh ngutang lagi sebelum hutang-hutangmu lunas! Apa kamu mengerti!”.
“Iya Nah aku janji terimakasih Nah”.
Kembali pulanglah Mahmud ke rumah dengan membawa barang yang di pesan Siti tadi, sesampai di rumah di dapatinya Amin sedang menangis tersedu-sedu karena lapar lalu Mahmud menyuruh istrinya untuk segera memasak dan setelah masakannya matang mereka makan bersama-sama dengan lahapnya tanpa memikirka hutang-hutang mereka yang menumpuk.
Tengah malam pun tiba Siti tidak bias tidur dan Mahmud pun bertanya
“Kenapa kamu tidak tidur bu?”.
“Aku tidak bias tidur pak, aku sedang memikirkan tentang kehidupan kita sampai kapan kita seperti ini hidup tanpa kemajuan”.
“Sudah jangan kamu pikirkan itu bu buat pusing saja jika kamu memikirkannya nakmati sajalah kehidupan kita ini dan sekarang tidurlah hari sudah larut malam”.
“Iya pak”.
Pagi harupun datang kembali mereka sekeluarga bersiap-siap untuk menjalankan ajtivitas mereka masing-masing, sebelum mereka pergi untuk mencari uang mereka mandi, gosok gigi, memasak, mencuci piring, mencuci baju dengan menggunakan air Sungai Musi tanpa menghiraukan air itu kotor karena tidak ada air lain selain air Sungai Musi, mereka berbagi tugas untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan setelah pekerjaan rumah selesai merekapun pergi menjalankan profesi mereke masing-masing dan hari itu adalah hari keberuntungan merekam mereka mendapat uang yang cukup sehingga bias untuk mencicil hutangnya di warung Konah. Tiap hari Mahmud mencicil hutangnya jika ada uang.
Hari demi hari kehidupan mereka tidak berubah sampai suatu ketika Rafi sudah besar dan berusia delapan belas tahun dan kini Rafi beralaih profesi sebagai pengamen dan begitu juga dengan Amin. Rafi mempunyai sahabat yang baru dikenalnya, sahabatnya itu bernama Haidir mereka kenal karena karena Rafi menolong Haidir waktu Haidir di todong oleh sekawanan bandit dari situ Haidir sangat berhutang budi dengan Rafi dan Haidir pun menawarkan supaya Rafi bekerja di perusahaan miliknya yaitu PT DSAP di luar kota palembang, tetapi Rafi menolak karena Rafi tidak bias meninggalkan ke dua orang tuanya karena orang tuanya sudah tua dan haidirpun ingin sekali berkenalan dengan keluarga Rafi dan setelah berkenalan tidak lama dari situ Haidir meminta supaya nereka sekeluarga bekerja di tempatnya dan mereka pun dengan senang hati menerima tawaran Haidir. Setelah mereka mulai bekerja mereka sudah diberi fasilitas rumah kecil yang disebut mes untuk mereka tinggal. Darisitu kehidupan keluarga Mahmud mulai maju dan kini mereka tidak lagi akan merasa kelaparan dan menghutang karena mereka sekeluarga sudah bekerja di PT DSAP dengan gaji yang lumayan.

NAMA: NURMA ISLAMI
NPM: 2007112045

ANAK YANG SOLEHA


Di sebuah perkampungan yang terletak jauh dari jalan raya dan keramaian kendaraan bermobil atau bermotor. Terdapat sebuah keluarga yang amat harmonis keluarga itu selalu mengutamakan kebahagian keluarganya. Pak Rahmad seorang kepala keluarga yang bijaksana. Ia selalu memberikan nasehat kepada ketiga anak perempuanya Halimah, Hanifah dan Hafifah agar menjadi anak yang patuh dan soleha. Mereka juga sangat patuh kepada ibunya ibu Azizah yang merupakan seorang ibu rumah tangga. Ibu Azizah sosok seorang ibu yang penyayang dan tegas kepada anak-anaknya. Kegiatan ibu Azizah selain ibu rumah tangga ia juga berkebun sayuran untuk bantuk-bantuk meringankan beban rumah tangga katanya. Sedangkan pak Rahmad bekerja sebagai seorang guru gajar di SMA jika pagi dan sepulang dari ngajar pak Rahmad bantu ibu berkebun. Pak Rahmad ini adalah seorang guru yang yang baik, disiplin dan berwibawa di mata anak didiknya. Sehingga disegani oleh anak didiknya, anak didik pak Rahmad selalu patuh pada pak Rahmad. Dan ketika itu ketiga anak pak Rahmad juga masih sekolah semua. Anak sulungnya Halimah sekolah SMP dan anak kembarnya Hanifah dan Hafifah masih sekolah SD.
Keluarga mereka sangat harmonis selalu menggutamakan kebersamaan dalam segala hal, sehingga terlihat tak pernah ada masalah dalam keluarga mereka. Karena keluarga selalu bermusyawarah bersama-sama agar terasa ringan beban yang dihadapi. keluarga mereka tidak lupa selalu menjalankan kewajibannya sebagai seoraang muslim yang beriman. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi sagala larangan-Nya. Keluarga pak Rahmad ini suka menolong orang-orang yang sedang kesusahan.
Keluarga Pak Rahmad berprinsip senyum adalah sebagian dari iman sehimgga kegiatan yang mereka hadapi setiap hari cepat terselesaikan. Pagi itu waktu saatnya untuk melaksanakan sholat subuh bejamaah, bergegas ibu azizah dan Pak Rahmat untuk membanggunkan anak-anaknya untuk melaksanakan sholat. Karena Pak Rahmad ingin ketiga anaknya menjadi anak yang soleha, taat kepada ajaran agama dan orang tua. Ketika itu banggunlan mereka bertiga dan langsung kekamar mandi dan mengambil air wudu. Lalu secara berjamaah mereka melak sanakan sholat subuh. Dan setelah sholat subuh mereka membaca Al- qur’an secara bersama-sama, dan setelah selesai mulailah. Ibu Azizah dan anak-anaknya mengerjakan rutinitasnya menuju kedapur dan menyiapkan sarapan pagi, sedangkan ketiga anaknya mandi dan selesai mandi. Sang kakak Halimah menuju kedapur membantu ibu untuk menyiapkan sarapan pagi. Dan si kembar Hanifah dan Hafifah membersihka rumah. Disela-sela kegiatan sang ibu dan sang anak terlihat sang ayah yang sedang memberi makanan ayam-ayam peliharaan mereka.
Setelah selesai kegiatan pagi mereka, lalu mereka menuju ke tempat makan dan sebelum makan mereka membiasakan untuk berdo’a terlebih dahulu. Kata Pak Rahma agar makanan yang dimakan dapat bermanfaat bagi tubuh mereka. Lalu makanlah mereka secaran bersama-sama, setelah selesai makan pagi, lantas mereka bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Ketiga anak mereka dibiasakan sebelum pergi kesekolah mencium tangan kedua orang tuanya. Setelah Pak Rahmad dan ketiga anaknya pergi kesekolah. Kini giliran ibu Azizah menuju ke kebun untuk merawat tanamannya di kebun agar hasil yang ditanam hasilnya memuaskan. Dan ketika siang hari saat-saat untuk istirahat mereka berkumul kembali melaksanakan berbagai kegiatan terutama tak terlupakan melaksanakan kewajiban untuk beribadah.
Ketia itu pada hari minggu yaitu hari libur biasanya keluarga Pak Rahmad untuntuk mengisi kekosongan pergi bersama-sama kekebun untuk menanam dan merawan tanaman sayuran yang telah ada di kebun agar bebuah hasil yang memuskan. Telah selesai pulang dari kebun dan istirahat, Hanifah dan Hafifahh pamit untuk bermain bersama teman-temannya. Ibu pun mengijinkan dan berpesan agar berhati-hati dan jangan pulang sore-sore, merepan menjawab iya ibu kami selalu ingat pesan ibu. Mereka anak anak yang soleha dan patuh pada orang tua, semua itu tentunya do’a dan harapan setiap orang tua. Tentunya orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik.

NAMA : NURMA ISLAMI
NPM : 2007112045

Kasih Sayang


Ibu : (duduk menjahit dengan tanaman, menambal celana)”kemana Ari...sudah malam belum kembali juga. “(meletakkan jahitan, pergi ke jendela)”wah...lagit mendung....jangan- jangan.....”(terdengar suara di luar)
Ibu : (terkejut) “Ari....(kearah pintu)
Budi : (di luar) “Saya, Bu....Budi”(Budi masuk)
Ibu : (heran, kuatir)” Kau sendiri, Bud? Mana Ari? Kenapa tidak pulang bersama-sama?”
Bundi : (ragu-ragu)”Ari....ditahan polisi. Bu...”
Ibu : (terkejut)”Apa? Ya Allah.....kenapa ditahan, Bud?” (terduduk lemas)
Budi : “Tadi kami sama-sama jualan koran di depan bioskop. Waktu orang membeli karcis, ada yang kehilangan dompet. Kebetulan saya didekatnya”.
Ibu : “Terus?”
Budi : Sebenarnya banyak orang di situ, tetapi banyak orang menyangka saya...”waktu ramai-ramai mereka menyangka saya, Ari datang. Ia marah pada orang yang kehilangan itu. Akhirnaya mereka bertengkar. Ari dipukul”.
Ibu : “Aduuh, Ari....(hampir menangis) lalu bagaimana Bud? Sekarang dimana Ari?” (berdiri)
Buda : “Tidak apa-apa, Bu. Ari membalas memukul lagi. Akhirya berkelahi dan Ari ditahan.”
Ibu : “Ayo Bud, kita ke kanto polisi.”
Budi : “Sebentar, Bu. Saya akan beritahu Ibu dulu.....”
Ibu : “Ya...cepatlah beritahukan ibumu, katakan kamu akan mengantar ke sana.”
Budi : (menuju pintu, akan keluar)
Ari :((dari luar) Bud, ibu.....Saya pulang.”
Inu+Budi : Itu Ari....(mereka bergegas ke pintu)
Ari : (memeluk Ibu) “Tidak apa-apa, Bu. Orang itu salah sangka. Budi disangka yang tidak-tidak. Apa karena pakaian kotor begini lalu disang mencopet?”
Ibu : (gembira) “Kau gak apa-apa, Nak?”
Ari : “Hanya kena pukul sedikit di pipi, Bu. Tetapi tak apa, Bud.”
Ibu : “Sudahlah, Ari...Budi...lain kali kamu janggan begitu...”
Ari : “Habis bagaimana, Bu? Kita biarkan saja orang menghina dan menuduh yang bukan-bukan? Karena kita miskin? Begitu saja disangka jahat?”
Ibu : “Sabarlah, Nak, yang tetap benar, meskipun dalam pembungkus yang jelek. Sabarlah, memang banyak orang yang mengukur hanya dari kulit luar saja”.




NAMA : MASITA
NPM : 2007112073

HATI YANG MENDUSTA

Bila senja mulai tenggelam gelisah hatipun semakin merebak, walau terkadang ku coba tepis rasa tak percaya namun tetap tak bisa kulupakan semua itu,keluargaku menjodohkanku dengan seorang pria yang belum aku kenal, aku tak tahu mengapa di zaman yang modern ini masih ada perjodohan.

Tak lama dari pembicaraan perjodohan itu,kemudian orang tuaku ingin mempertemukan aku dengan laki-lak itu. Riana kata ibuku memanggil namaku, ya bu’ ada apa, nanti malam kita akan bertemu dengan keluarga Emeraldi, nama laki-laki itu. Aku tak dapat berkata apa-apa selain menjawab iya bu’ .Lalu kamipun pergi kesebuah restoran yang sudah di pesan oleh keluarga laki-laki itu, entah mengapa aku enggan menyebut namanya karna aku tidak mengenalnya.

Tibalah kami di restoran itu dan kelurga laki-laki itu sudah menunggu kami di sana, selamat malam jeng, sebutan ibu-ibu itu,malam jeng sambut ibuku, aku gelisah bukan karna apa sich? aku merasa tidak nyaman berada di tempat itu ya karna perjodohan ini “aku menggerutu di dalam hati “ Nana itu panggilanku sehari-hari, ya bu’ kenalkan ini mamanya Emeraldi, akupun tersenyum sambil mengucapkan selamat malem tante apa kabarnya ? ya baik jawabnya. Setelah perkenalan itu lalu di lanjutkan sambil makan malam, tapi aku bingung kenapa cowok yang mau di jodohkan ke aku itu belum datang juga, terpikir olehku jangan-jangan dia tidak menyukai perjodohan ini dan memilih untuk ga’ datang ke acara ini,tapi baguslah dengan begitu aku jadi lega karna perjodohan ini ga’ jadi “ sambil makan aku menggerutu didalam hati. Setelah aku merasa lega agak tenang….Eh…..tau-tau mamanya cowok itu ngomong, ohya…….Nana kamu yang sabar ya bentar lagi Aldi nyampe ko’ kesini jadi kalian bisa langsung kenalan.Apa Aldi ! jawabku dengan kaget sambil menyebut namanya, iya Aldi itu panggilannya kata ibuku. Mulailah aku menjadi tak tenang lagi mendengar itu apa sich ini kenapa di zaman yang modern ini masih ada perjodohan, bagaimana kalau temen-temenku tau kalau aku mau di jodohin duuuuuh…..malu banget nich gue bakalan ada gosip nich di sekolah gue ancur mati dech gue..!!! gerutuanku di dalam hati.

Tak lama itu datanglah cowok itu dengan pakaian yang rapi, nah itu Aldi udah datang, kata mamanya. Wah gawat nich akupun terus menggerutu didalam hati,sampailah dia di depan meja makan kami, Aldi kamu sudah makan Tanya mamanya, Ooooh…………udah Ma! Jawabnya. Ayo duduk, akupun hanya tertunduk malu didepannya tak berani ngomong apa-apa,aku hanya diam. Dan tak lama itu mamanya mulai memperkenalkan kami, ohya……Al kenalan nich ibu Kartika temen mama waktu sekolah dulu yang sering mama certain itu lho, iya malem tante pa kabarnya ? Tanya laki-laki itu dengan sopan. baik jawab ibuku. Nah mama jadi lupa ngenalin yang satu ini,Al ini Nana annya, dengan terpanaknya tante kartika ini. Hay malem Nanakan kenalin aku Aldi, dia menyulurkan tangaksa dan rasa malu akupun menyulurkan tanganku juga iya aku Nana, jawabku.

Ya udah ko’ jadi tegang, ibuku mencairkan suasana. Waktupun sudah berlalu makan malampun sudah berlalu, dan keesokan harinya saat mau berangkat sekolah ibuku ngomongi masalah perjodohan itu lagi, gimana Na’ dengan Aldi dia kerenkan ? Tanya ibuku.keren apa yang kayak gitu di bilang keren,sanggahku.Ya tapi dia itu orang yang akan di jodohkan dengan kamu. Balik ibuku lagi.

Waktupun berjalan dengan cepat, dan kamipun berjalan berdua buat mengakrabkan kami sebenernya aku ga’ mau jalan dengan Aldi, karna aku merasa dia terpaksa jalan dengan aku sama seperti aku, tapi ini terpaksa kami ga’ mau buat orng tua kami kecewa, tapi hari itu aku berusaha tak menunjukkan muka masamku di depannya dan berusaha untuk senyum di depannya biar aku ga’ di katain sebagai cewek yang jute’. Tapi Aldi malah heran ngeliat aku yang hari itu tersenyum di depannya. Kmu kenapa? Tumben hari ini kamu senyum gitu ke aku biasnya kamu selalu cemberut di depan aku, Tanya Aldi ke aku. Akupun menjawab, ga’ Apa-apa ko’ Cuma lagi pengen senyum aja hari ini. Heeeem……….jangan-jangan kamu udah mulai naksir ya ke aku dan kamu baru sadar kalau aku ini orang ganteng. Candaan Aldi ke aku, Enak aja naksir, siapa juga yang bilang kamu ganteng sanggahku di depannya. Diapun hanya tersenyum sambil menatapku. Sebenernya dalam hatiku berkata lain dengan apa yang aku ucapkan, memang sich Aldi orangnya ganteng dan baik juga, dari melihatnya pertama kali aku sudah mulai menyukainya, tapi yang buat aku benci adalah kenapa kami harus di jodohin.

Sudah beberapa bulan kami sering jalan bareng,tapi kami ga’ pernah ngomongin masalah perjodohan itu, dan hari itu aku mencoba memberanikan diri untuk ngomongin masalah perjodohan itu, dan akupun nanya ke dia. Al……..boleh aku nanya sesuatu ke kamu ? tanyaku ke Aldi. Boleh Tanya aja ! emang apa yang mau di tanyakan ? Jawab Aldi. Akupun bertanya, Al…… bagaimana masalah perjodohan kita ini, apakah kamu menyetujui perjodohan ini ? Menurut kamu aku bagaimana, dan kamu sendiri mau ga’? dia malah balik Tanya ke aku.

Tak ada jawaban dari apa yang kami tanyakan, semuanya jadi diam. Setelah hari itu, kamipun jadi diam, walau kami masih sering bertemu,rasanya semua ini jadi aneh setelah pertanyaan itu, akupun merasa menyesal mengapa aku harus nanyai itu ke dia kalau akhirnya akan jadi buat kami begini.

Ketika aku pulang dari kampus, aku kaget karna mamanya Aldi ada di rumahkku.Dengan rasa yang lelah karna aku baru pulang dari kampus,dan ku lihat Aldipun tak ada di sini aku jadi tambah bingung ini ada apa, kenapa tiba-tiba jadi begini? TAK ADA YANG MAU BICARA DENGANKU, Bu ini ada apa sebenernya, apa yang diomongin ?tanyaku dengan ibu. Nanti baru akan di mulai kalau Aldi sudah datang, sana ke depan temenin mamanya Aldi, suruh ibuku. Aku jadi tak sabar menunggu kedatangan Aldi, dan tak lama kemudian Aldipun datang, tapi tak sedikitpun dia senyum ke aku,dia hanya tertunduk tanpa menatapku. Aku jadi mengambil kesimpulan kalau Aldi tak menyukaiku, kami sering jalan berdua itu karna di suruh mamanya saja, karna perjodohan.

Tak lama itu Mamanya Aldi ngomong, ya sudah karna semuanya sudah berkumpul disini jadi langsung saja kita ngomongin masalah perjodohan ini, kami sudah dapat melihat perkembangan kalian berdua, kayaknya kalian berdua cocok dan menyetujui perjodohan ini, untuk masalah pernikahannya biar kami yang atur sekarang kalian urusan masalah kalian dulu. Hari itu karna aku ngeliat Aldi diem aja tanpa omongan sedikitpun, akupun mengira dia tak menyetujui perjodohan ini, apalagi pertanyaanku waktu itu dia tak menjawbnnya,jadi untuk apa aku menyetujui perjodohan ini.Toh dari awal aku tak mau di jodohkan ( gumamku dalam hati).

Dan akupun hari itu membuka mulutku dan berkata, Maaf bu’, tante sebelumnya aku minta maaf kekalian semua bukan maksud aku membuat kalian kecewa, atau mungkin mau marah ke aku tapi lebih baik aku ngomong sekarang daripada menyesal nantinya AKU GA’ MENYETUJUI PERJODOHAN INI,LEBIH BAIK PERJODOHAN INI DI BATALKAN. Dan akupun langsung lari dan keluar walau aku tau aku sudah menyakiti hati mereka tapi aku harus mengatakannya, dan walau hatiku berkata lain dari apa yang aku ucapkan. Tapi inilah akhirnya, aku tak menyukai perjodohan ini. Memang aku menyukai Aldi dan mau menikah dengannya tapi ga’ dengan cara perjodohan ini aku pengen Aldi itu suka dengan aku bukan karna perjodohan ini.Tapi apa mau di kata sekarang sudah beakhir.

Sudah tiga bulan berlalu dari peristiwa perjodohan itu dan akupun tak pernah bertemu lagi dengan Aldi, rasannya sangat aneh terkadang rasa sesal dan benci itu masih bersemayam di dalam hatiku.Terkadang aku berpikir kalau aku ini orang yang egois, aku lebih mementingkan egoku dari pada kata hatiku. Di saat itu tak sengaja aku melihat Aldi di kafe sebuah mol, tapi aku ga’ bisa memanggilnya karna dia lagi dengan temen-temennya dan akku juga lagi sama temenku jadi waktu itu aku ga’ bisa bilang maaf ke Aldi, padahal aku sangat ingin meminta maaf ke dia agar dia tak salah paham, tapi sepertinya dia seneng dengan pembatalan perjodohan itu.
Tapi tak lama dari itu keesokan harinya, aku ke toko buku sendirian, di sanalah aku ketemu Aldi lagi dia juga sendirian pertemuan itu tanpa di sengaja,waktu itu dia duluan yang melihat aku dan memanggilku “Nana” dan aku menengok kebelakang, aku kaget ternyata yang memanggilku adalah Aldi cowok yang aku cintai tapi terbuang oleh egoku, saat di depannya aku di dera malu dan rasa bersalah karna udah buat orang tua kami jadi kecewa.Tapi saat itu Aldi seoalah tak pernah terjadi apa-apa, gimana kabar ibu? Na….tanyanya dan aku menjawab iya kabar ibu baik, kabar mama kamu gimana, balik tanyaku, baik juga jawabnya. Kamu sendiri dengan serempak kami menanya, dan suasananya jadi sepi tak ada lagi suara. Tapi waktu itu aku memberanikan diri untuk meminta maaf ke Aldi, Al panggilku, aku minta maaf kejadian waktu itu. Udahlah Na itu udah berlalu dan ga’ usah di permasalahkan lagi sekarang kita buka lembaran baru. Ucap Aldi ke aku.

Ya kamu bener Al buat apa di permasalahkan lagi, lagian kamu juga legakan karna perjodohan itu batal dengan begitu kamu ga’harus menikah dengan orang yang ga’ kamu cintai, ucapku dengan nada yang berat. Kata siapa aku lega, jawab Aldi, Na, waktu itukan kamu pernah Tanya apakah aku menyetujui perjodohan ini, aku belum menjawabnya dan akhirnya kamu sendiri yang menjawabnya dengan membatalkan perjodohan itu, aku tau Na, kalau dari awal kamu itu ga’ suka dengan perjodohan, makanya aku tak menjawab pertanyaan kamu waktu itu, aku ingin kamu sendiri yang ngambil keputusan itu, Aldi cerita panjang lebar, tapi aku hanya diam tak tau apa yang harus aku katakana.

Yok sekarang kita pulang, ajak Aldi, aku antar kamu, Ga perlu Al aku bisa pulang sendiri jawabku.Kenapa sich Na, sepertinya kamu sanngat tidak menyukaiku ? bukan itu Al, bukannya aku tidak menyukaimu, jawabku di waktu itu. Di situlah dan saat itulah Aldi mengungkapkan semua isi hatinya ke aku. Jujur Na, sebenernya aku dari awal ngeliat dan kenalan sama kamu aku sudah menyukaimu, tapi waktu itu kamu ga’ suka dengan aku, maka dari itu aku berusaha untuk ga’ lebih deket sama kamu karna aku ga’ mau terlalu kecewa dan sakit hati karna mencintai orang yang tidak mencintai kita.Mendengar ucapan Aldi itu aku merasa seneng karna aku juga menyukainya, lalu akupun memberi tahukan juga ke Aldi tentang isi hatiku, Al panggilkku ke dia, sebenernya dari awal aku ngeliat kamu, aku juga sudah menyukaimu tapi waktu itu aku benci dengan perjodohan itu makanya aku bersikap seperti itu ke kamu. Jadi,sekarang apa kamu masih suka aku, Tanya Aldi ke aku,sekarang kita udah ga’ di jodohkan lagi. Dengan wajah yang tertunduk karna malu aku menganggukkan kepalaku yang berarti iya.

Berakhirlah kisah perjodohan itu dan sekarang kami menjalin hubungan sesuai dengan apa yang kami mau, dan orang tua kamipun setuju karna akhirnya kami dapat bersatu tentunya bukan dijodohkan, tapi dengan pilihan hati kami sendiri